Rabu, 09 Oktober 2013

Semua Kesalahan Itu.......




Kurang mengertinya orang tua mengenai pentingnya pembentukan karakter pada anak di usia dini, menjadi salah satu penyebab saya tumbuh menjadi sosok yang introvert. Sejak kecil sampai SMU, saya merupakan sosok yang pemalu, pendiam dan susah bergaul. Semua sifat yang menurut saya ‘kurang oke’ itu membuat saya menjadi sangat tidak percaya diri. Dan, yang menjadi penyesalan terbesar saya, dengan semua ‘kekurangan’ itu saya menyia-nyiakan waktu sampai SMU. Dalam rentang waktu selama delapan belas tahun, saya seolah tak melakukan apa-apa. Sewaktu anak lain sibuk mengeksplorasi bakat dan kemampuannya, saya justru sibuk ‘bertarung’ dengan rasa ketidakpercayaan diri saya. Ya begitulah, saya tertinggal satu langkah dibanding yang lain ! 

Semua teman saya sudah mantap dengan pilihan jurusan kuliahnya. Sedangkan saya, apa ? Saya malah masih ‘mencari-cari’. Dasar… Saya memang lemot ya hehehe. Akhirnya, dengan pilihan sekenanya saya memilih jurusan teknik sipil. Dengan semangat yang besar, saya berangkat menuju kota Yogyakarta untuk menempuh pendidikan perguruan tinggi. Selain ingin menimba ilmu, ada sebuah keinginan dalam hati, saya ingin berubah ! Saya berpikir dengan berada di lingkungan baru, saya dapat menjadi sosok Retno yang baru. Retno yang supel. Retno yang periang. Retno yang percaya diri. Begitulah tekad dan keinginan saya. Dan, saya pun merealisasikannya. Saya berusaha untuk berubah. Perubahan saya ini cukup berhasil. Kemudian, saya pun dikenal sebagai sosok yang supel dan mempunyai banyak teman.

Mempunyai banyak teman, membuat saya terlena. Saya hanya mengejar target mempunyai banyak teman, tanpa mengindahkan esensi dari pertemanan itu sendiri--yang haruslah saling menghargai, memberi dan menerima. Lambat laun teman-teman saya mulai menjauh. Teman saya di kampus menjadi sangat sedikit. Suatu kondisi yang sangat tidak mengenakkan. Saya pun harus kuliah dalam lingkungan sosial yang tidak bersahabat. Ya, semua itu memang buah dari kesalahan yang saya buat sendiri. Begitulah. Proses pembentukan karakter yang terlambat membuat saya melakukan banyak kesalahan dalam proses bersosialisasi.

Tidak terasa tiga tahun sudah saya kuliah. Sayang, hasilnya sangat tidak oke. Saya merasa teknik sipil bukanlah bidang saya. Rasa kurang pede dengan kemampuan diri kembali muncul. Di saat down itulah, saya justru menemukan sesuatu yang baru. Saya melirik dunia menulis ! Kata-kata mutiara : Banyak jalan menuju Roma, tertanam kuat di hati ini sejak dulu. Sehingga, pada saat saya merasa gagal di bidang teknik sipil, saya pun mencari jalan lain yang sekiranya saya bisa eksis dalam bidang tersebut. Dunia menulis pun menjadi pilihan saya ! Keputusan untuk menekuni bidang menulis tergolong nekad. Sejak kecil saya tidak pernah dan tidak hobi menulis. Saya juga tidak suka membaca. Malahan, dulu saya berfikir kalau penulis itu sama sekali nggak oke, terlalu melo dan mengandalkan perasaan. Sepertinya saya kuwalat ya hehehe.

Setelah memutuskan untuk menekuni bidang menulis, saya pun mulai berlatih. Dalam masa belajar yang belumlah lama, saya sudah nekad mengirimkan tulisan ke media, juga mengikuti berbagai lomba penulisan. Hasilnya sangat menyedihkan. Tulisan saya ditolak dan lombanya pun kalah. Tapi, saya tidak patah semangat. Saya sangat yakin jika kita benar-benar berusaha, Allah SWT pasti akan memberi jalan. Saya terus berjalan dengan semua usaha saya. Tapi, kebiasaan buruk itu belum berubah. Saya masih sering membuang waktu percuma. Kebanyakan waktu saya dihabiskan untuk tidur, bermalas-malasan dan ngobrol-ngobrol nggak jelas bareng teman hehehe. Sangatlah wajar jika hasil yang saya dapatkan juga tidak maksimal.

Saya terus berlatih menulis meskipun kurang maksimal. Banyak lomba menulis yang saya ikuti. Kalau semua kuitansi posnya ditotal mungkin jumlahnya bisa mencapai ratusan ribu hehehe. Saya memang tidak tau diri. Meskipun sangat menyadari usahanya tidaklah maksimal. Toh, di saat tidak ada satu pun tulisan yang dimuat ataupun menang lomba, saya juga merasakan sebuah kekecewaaan yang mendalam. Dasar nggak tau diri ya hehehe. Saya pun ngedrop dan down ! Tapi sungguh, Allah SWT memang Maha Penyayang, Dia tidak mau melihat saya down terlalu lama. Saya mendapat sebuah keajaiban. Saya menang lomba ! Saya menjadi juara 2 MTIC – Ristek Award 2007 kategori konsumen. Dan, yang lebih membahagiakan, selain mendapat hadiah uang, saya juga diundang ke Jakarta untuk menghadiri peringatan hari Kebangkitan Teknologi Nasional yang ke – 12 tanggal 10 Agustus 2007. Kebetulan, PT Martina Berto sebagai pihak penyelenggara lomba bekerja sama dengan Kementrian Riset dan Teknologi. Semua pemenang lomba diundang ke Jakarta untuk menghadiri acara peringatan itu. Allah SWT memang Maha Berkuasa ! Tidak ada yang mustahil di tangan-Nya.

Saya tetap berlatih menulis meskipun belum maksimal hehehe. Masih tetap pada masalah lama, menejemen waktu yang nggak oke. Subhanallah, sungguh Allah SWT tidak pernah berbuat dzolim. Karena saya sudah berusaha (walaupun belum maksimal), maka Allah SWT pun menganugerahkan saya kemenangan lomba-lomba selanjutnya. Ya, meskipun kecil-kecil sih. Tapi sesuai lah dengan usaha yang sudah saya lakukan (yang kecil juga hehehe). Saya menjadi Pemenang Kehormatan Lomba Essay DPP PERTUNI 2007, salah satu pemenang 100 Naskah Terpilih Perempuan Inspiratif Tabloid Nova 2008 dan salah satu pemenang Natur – E Women’s Moment 2008.

Terlalu sibuk menulis, membuat saya melupakan sesuatu, kuliah saya. Nasib study saya terkatung-katung nggak jelas. Di kampus, saya dianggap ‘anak bandel’ yang tidak bertanggungjawab, sudah berkali-kali diberi kesempatan tapi selalu disia-siakan. Saya dipandang sebelah mata. Dari situlah saya merasakan bagaimana perasaan downnya diremehkan orang lain. Dan merasa menjadi seseorang yang ‘tidak berharga’ di hadapan orang lain. Sangat menyesakan dada ! Namun, setelah direnungkan lebih dalam, saya justru sangat bersyukur. Tanpa semua kegagalan yang saya alami di kampus, saya tidak mungkin menjadi  Retno yang sekarang ini. Semua itu merupakan proses penempaan kedewasaan diri.

Sekarang, saya mencoba untuk selalu berpositif thinking. Toh, misalkan saya terlalu larut memikirkan semua kesalahan di masa lalu, sama sekali tidak akan mengubah apa pun, melainkan justru akan membuat saya ‘terpuruk’ lebih dalam lagi. Oke, saya sudah gagal di kampus. Tapi di dunia menulis saya tidak mau gagal ! Kemarin belum lama ini, sewaktu saya dimarahin ‘habis-habisan’ di kampus yang merupakan buah dari ‘kebodohan’ saya sendiri, menjadi titik balik kesadaran saya. Sejak kejadian itu saya bertekad akan berubah ! Saya ingin membuktikan bahwa saya tidak seperti yang mereka kira. Saya juga punya ‘sesuatu’ yang bisa dibanggakan. Dan untuk saat ini dunia menulis lah yang menjadi harapan saya. Saya bertekad untuk total di dunia menulis !

Meskipun kemampuan menulis saya masih nol. Saya bertekad akan berlatih secara konsisten dan disiplin. Dan, yang harus dibenahi pertama kali adalah masalah menejemen waktu. Saya harus disiplin dan menghargai waktu. Tidak mudah memang merubah sebuah kebiasaan. Tapi sedikit demi sedikit dan disertai tekad yang kuat, saya yakin bisa berubah. Setiap kali merasa ‘lelah’, saya selalu membaca artikel-artikel motivasi dari para motivator terkenal. Salah satunya Andrie Wongso. Moto hidupnya yang berbunyi Sukses Adalah Hak Saya, tertanam kuat di hati ini. Kata-kata itu begitu menyemangati saya untuk terus berjuang. Saya juga sering membaca kisah perjuangan hidup orang-orang sukses. ‘Orang lain saja bisa berjuang jatuh bangun untuk meraih kesuksesannya. Masa saya nggak bisa? Saya juga bisa! Dan saya harus bisa!‘, begitulah pemikiran saya manakala terinspirasi oleh perjuangan hidup para orang sukses. Saya sangat yakin jika kita bersungguh-sungguh, Allah SWT pasti mengabulkan. Man Jadda Wa Jadda. Tidak ada yang mustahil di tangan-Nya. Jika Allah SWT sudah berkehendak maka terjadilah. Kun Fa Yakun.


***Tulisan ini dimuat di Majalah ANNIDA, Rubrik Kisah Sejati edisi Oktober 2008

2 komentar:

  1. Inspiring, Mbak Retno...
    Saya juga bercita-cita sebagai penulis tapi masih tahapan penulis blog personal, he he he
    Saya juga ada keinginan dan tekad (meski hanay dalam hati) saya yakin bisa tapi masalah management waktu memang membuat kita gimana gitu...sibuk di kantor, di rumah sibuk ngelayanin suami, lha gimana kalau nanti udah ada anak...tapi saya gak mau mikir nanti pasti secara sendirinya bisa!

    Semangat, Mbak!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak... Harus selalu semangat pokonamah, Go Go Go hehehe. Yang penting semangat and tekadnya dulu... Terus ikhtiar maksimal... Nanti Alloh SWT pasti kasih jalan, Aamiin :)

      Hapus