Kurang
mengertinya orang tua mengenai pentingnya pembentukan karakter pada anak di
usia dini, menjadi salah satu penyebab saya tumbuh menjadi sosok yang introvert. Sejak kecil sampai SMU, saya
merupakan sosok yang pemalu, pendiam dan susah bergaul. Semua sifat yang
menurut saya ‘kurang oke’ itu membuat saya menjadi sangat tidak percaya diri. Dan,
yang menjadi penyesalan terbesar saya, dengan semua ‘kekurangan’ itu saya
menyia-nyiakan waktu sampai SMU. Dalam rentang waktu selama delapan belas tahun,
saya seolah tak melakukan apa-apa. Sewaktu anak lain sibuk mengeksplorasi bakat
dan kemampuannya, saya justru sibuk ‘bertarung’ dengan rasa ketidakpercayaan
diri saya. Ya begitulah, saya tertinggal satu langkah dibanding yang lain !
Semua teman saya
sudah mantap dengan pilihan jurusan kuliahnya. Sedangkan saya, apa ? Saya malah
masih ‘mencari-cari’. Dasar… Saya memang lemot ya hehehe. Akhirnya, dengan pilihan
sekenanya saya memilih jurusan teknik sipil. Dengan semangat yang besar, saya
berangkat menuju kota Yogyakarta untuk menempuh pendidikan perguruan tinggi.
Selain ingin menimba ilmu, ada sebuah keinginan dalam hati, saya ingin berubah
! Saya berpikir dengan berada di lingkungan baru, saya dapat menjadi sosok
Retno yang baru. Retno yang supel. Retno yang periang. Retno yang percaya diri.
Begitulah tekad dan keinginan saya. Dan, saya pun merealisasikannya. Saya
berusaha untuk berubah. Perubahan saya ini cukup berhasil. Kemudian, saya pun dikenal
sebagai sosok yang supel dan mempunyai banyak teman.
Mempunyai banyak
teman, membuat saya terlena. Saya hanya mengejar target mempunyai banyak teman,
tanpa mengindahkan esensi dari pertemanan itu sendiri--yang haruslah saling
menghargai, memberi dan menerima. Lambat laun teman-teman saya mulai menjauh.
Teman saya di kampus menjadi sangat sedikit. Suatu kondisi yang sangat tidak
mengenakkan. Saya pun harus kuliah dalam lingkungan sosial yang tidak
bersahabat. Ya, semua itu memang buah dari kesalahan yang saya buat sendiri. Begitulah.
Proses pembentukan karakter yang terlambat membuat saya melakukan banyak kesalahan
dalam proses bersosialisasi.
Tidak terasa
tiga tahun sudah saya kuliah. Sayang, hasilnya sangat tidak oke. Saya merasa
teknik sipil bukanlah bidang saya. Rasa kurang pede dengan kemampuan diri
kembali muncul. Di saat down itulah, saya justru menemukan sesuatu yang baru.
Saya melirik dunia menulis ! Kata-kata mutiara : Banyak jalan menuju Roma, tertanam kuat di hati ini sejak dulu.
Sehingga, pada saat saya merasa gagal di bidang teknik sipil, saya pun mencari
jalan lain yang sekiranya saya bisa eksis dalam bidang tersebut. Dunia menulis
pun menjadi pilihan saya ! Keputusan untuk menekuni bidang menulis tergolong
nekad. Sejak kecil saya tidak pernah dan tidak hobi menulis. Saya juga tidak
suka membaca. Malahan, dulu saya berfikir kalau penulis itu sama sekali nggak
oke, terlalu melo dan mengandalkan perasaan. Sepertinya saya kuwalat ya hehehe.
Setelah
memutuskan untuk menekuni bidang menulis, saya pun mulai berlatih. Dalam masa
belajar yang belumlah lama, saya sudah nekad mengirimkan tulisan ke media, juga
mengikuti berbagai lomba penulisan. Hasilnya sangat menyedihkan. Tulisan saya
ditolak dan lombanya pun kalah. Tapi, saya tidak patah semangat. Saya sangat
yakin jika kita benar-benar berusaha, Allah SWT pasti akan memberi jalan. Saya
terus berjalan dengan semua usaha saya. Tapi, kebiasaan buruk itu belum
berubah. Saya masih sering membuang waktu percuma. Kebanyakan waktu saya
dihabiskan untuk tidur, bermalas-malasan dan ngobrol-ngobrol nggak jelas bareng teman hehehe. Sangatlah
wajar jika hasil yang saya dapatkan juga tidak maksimal.
Saya terus
berlatih menulis meskipun kurang maksimal. Banyak lomba menulis yang saya
ikuti. Kalau semua kuitansi posnya ditotal mungkin jumlahnya bisa mencapai
ratusan ribu hehehe. Saya memang tidak tau diri. Meskipun sangat menyadari usahanya
tidaklah maksimal. Toh, di saat tidak ada satu pun tulisan yang dimuat ataupun
menang lomba, saya juga merasakan sebuah kekecewaaan yang mendalam. Dasar nggak
tau diri ya hehehe. Saya pun ngedrop dan down ! Tapi sungguh, Allah SWT memang
Maha Penyayang, Dia tidak mau melihat saya down terlalu lama. Saya mendapat sebuah
keajaiban. Saya menang lomba ! Saya menjadi juara 2 MTIC – Ristek Award 2007 kategori
konsumen. Dan, yang lebih membahagiakan, selain mendapat hadiah uang, saya juga
diundang ke Jakarta untuk menghadiri peringatan hari Kebangkitan Teknologi
Nasional yang ke – 12 tanggal 10 Agustus 2007. Kebetulan, PT Martina Berto
sebagai pihak penyelenggara lomba bekerja sama dengan Kementrian Riset dan
Teknologi. Semua pemenang lomba diundang ke Jakarta untuk menghadiri acara peringatan
itu. Allah SWT memang Maha Berkuasa ! Tidak ada yang mustahil di tangan-Nya.
Saya tetap berlatih
menulis meskipun belum maksimal hehehe. Masih tetap pada masalah lama,
menejemen waktu yang nggak oke. Subhanallah, sungguh Allah SWT tidak pernah
berbuat dzolim. Karena saya sudah berusaha (walaupun belum maksimal), maka
Allah SWT pun menganugerahkan saya kemenangan lomba-lomba selanjutnya. Ya, meskipun
kecil-kecil sih. Tapi sesuai lah dengan usaha yang sudah saya lakukan (yang kecil
juga hehehe). Saya menjadi Pemenang Kehormatan Lomba Essay DPP PERTUNI 2007,
salah satu pemenang 100 Naskah Terpilih Perempuan Inspiratif Tabloid Nova 2008 dan
salah satu pemenang Natur – E Women’s Moment 2008.
Terlalu sibuk menulis, membuat saya melupakan sesuatu, kuliah saya. Nasib study saya terkatung-katung nggak jelas. Di kampus, saya dianggap ‘anak bandel’ yang tidak bertanggungjawab, sudah berkali-kali diberi kesempatan tapi selalu disia-siakan. Saya dipandang sebelah mata. Dari situlah saya merasakan bagaimana perasaan downnya diremehkan orang lain. Dan merasa menjadi seseorang yang ‘tidak berharga’ di hadapan orang lain. Sangat menyesakan dada ! Namun, setelah direnungkan lebih dalam, saya justru sangat bersyukur. Tanpa semua kegagalan yang saya alami di kampus, saya tidak mungkin menjadi Retno yang sekarang ini. Semua itu merupakan proses penempaan kedewasaan diri.
Sekarang, saya
mencoba untuk selalu berpositif thinking. Toh, misalkan saya terlalu larut
memikirkan semua kesalahan di masa lalu, sama sekali tidak akan mengubah apa
pun, melainkan justru akan membuat saya ‘terpuruk’ lebih dalam lagi. Oke, saya sudah
gagal di kampus. Tapi di dunia menulis saya tidak mau gagal ! Kemarin belum
lama ini, sewaktu saya dimarahin ‘habis-habisan’ di kampus yang merupakan buah
dari ‘kebodohan’ saya sendiri, menjadi titik balik kesadaran saya. Sejak
kejadian itu saya bertekad akan berubah ! Saya ingin membuktikan bahwa saya
tidak seperti yang mereka kira. Saya juga punya ‘sesuatu’ yang bisa dibanggakan.
Dan untuk saat ini dunia menulis lah yang menjadi harapan saya. Saya bertekad
untuk total di dunia menulis !
Meskipun
kemampuan menulis saya masih nol. Saya bertekad akan berlatih secara konsisten
dan disiplin. Dan, yang harus dibenahi pertama kali adalah masalah menejemen
waktu. Saya harus disiplin dan menghargai waktu. Tidak mudah memang merubah
sebuah kebiasaan. Tapi sedikit demi sedikit dan disertai tekad yang kuat, saya
yakin bisa berubah. Setiap kali merasa ‘lelah’, saya selalu membaca artikel-artikel
motivasi dari para motivator terkenal. Salah satunya Andrie Wongso. Moto
hidupnya yang berbunyi Sukses Adalah Hak
Saya, tertanam kuat di hati ini. Kata-kata
itu begitu menyemangati saya untuk terus berjuang. Saya juga sering membaca kisah
perjuangan hidup orang-orang sukses. ‘Orang lain saja bisa berjuang jatuh
bangun untuk meraih kesuksesannya. Masa saya nggak bisa? Saya juga bisa! Dan saya
harus bisa!‘, begitulah pemikiran saya manakala terinspirasi oleh perjuangan
hidup para orang sukses. Saya sangat yakin jika kita bersungguh-sungguh, Allah
SWT pasti mengabulkan. Man Jadda Wa Jadda. Tidak ada yang mustahil di tangan-Nya.
Jika Allah SWT sudah berkehendak maka terjadilah. Kun Fa Yakun.
***Tulisan ini dimuat di Majalah ANNIDA, Rubrik Kisah Sejati edisi Oktober 2008
Inspiring, Mbak Retno...
BalasHapusSaya juga bercita-cita sebagai penulis tapi masih tahapan penulis blog personal, he he he
Saya juga ada keinginan dan tekad (meski hanay dalam hati) saya yakin bisa tapi masalah management waktu memang membuat kita gimana gitu...sibuk di kantor, di rumah sibuk ngelayanin suami, lha gimana kalau nanti udah ada anak...tapi saya gak mau mikir nanti pasti secara sendirinya bisa!
Semangat, Mbak!
Iya Mbak... Harus selalu semangat pokonamah, Go Go Go hehehe. Yang penting semangat and tekadnya dulu... Terus ikhtiar maksimal... Nanti Alloh SWT pasti kasih jalan, Aamiin :)
Hapus