Minggu, 29 September 2013

Setiap Manusia Pasti Punya Potensi Diri





Pernahkah pemikiran kita yang ‘lemah’ ini menyalahkan tentang ciptaan-ciptaan Tuhan? Pemikiran manusia yang ‘lemah’ terkadang lupa dengan Kesempurnaan Sang Maha Pencipta. Kita sering kali bertanya-tanya untuk apakah gerangan Tuhan menciptakan ciptaan yang secara kasap mata tidak sempurna dan kurang memiliki daya guna. Jangan pernah meragukan tentang Kesempurnaan Tuhan. Tidak ada yang pernah salah dengan semua ciptaan-Nya. Setiap yang diciptakan Tuhan pasti mempunyai nilai guna apapun itu.

Perbedaan dalam penciptaan makhluk-Nya adalah hal yang lumrah. Hal ini jangan terlalu kita permasalahkan. Namun yang jelas Tuhan tidak mungkin berbuat tidak adil pada semua hamba-Nya. Setiap ciptaan Tuhan pasti memiliki potensi. Begitu pun pada manusia. Setiap manusia pasti dianugerahi Tuhan dengan potensi, apapun bentuknya itu. Namun sering kali kita kurang menyadari hal ini. Sikap kita cenderung terlalu ekstrim. Kita kadang terlalu percaya diri dengan potensi yang ada pada diri kita dan menganggap remeh potensi orang lain. Atau sebaliknya, kita iri dengan potensi orang lain sehingga menyebabkan kurang percaya diri dengan potensi diri sendiri. Sikap manakah yang akan Anda pilih? Yang pertama atau yang kedua. Atau mungkin ada alternalif sikap yang lebih bijak?

Sabtu, 28 September 2013

Me and Rubrik Kisah Nova


Saya merupakan salah satu pelanggan setia Tabloid Nova. Menunggu edisi terbaru Nova setiap minggunya, menjadi satu hiburan tersendiri di tengah rutinitas hidup yang terkadang sangat membosankan. Dari dulu, saya selalu setia pada Nova. Tidak mungkin saya berpaling, semua yang saya butuhkan sebagai perempuan ada pada rubrik-rubrik Tabloid Nova. Rubrik Nova yang menjadi favorit saya adalah Rubrik Kisah. Semua kisah perjalanan hidup tokoh yang dikisahkan benar-benar menginspirasi saya. Memberikan suatu pencerahan. Menumbuhkan semangat baru untuk berjuang menggapai cita dan asa.
           
Sejak lima tahun yang lalu, selepas dari SMU, saya bertekad untuk menggantungkan masa depan pada dunia menulis. Sayang, tidak ada yang mendukung keinginan saya tersebut. Semua menentang, termasuk orangtua saya sendiri. Mereka berfikir bahwa dunia menulis sama sekali tidak dapat menjanjikan masa depan. Saya tidak marah pada mereka. Saya tahu, orangtua saya bermaksud baik. Setiap orangtua menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya.

Jumat, 20 September 2013

Menggapai Masa Depan Keluarga Bahagia Bersama Asuransi Kesehatan



  
Oleh Retno Arieswanti Hapsarini


Bisa dibilang bulan Februari 2013 kemarin adalah bulan yang sangat mendebarkan. Waktu itu saya tengah sibuk-sibuknya mempersiapkan acara pernikahan, tepatnya dua bulan menjelang hari H. Ketika tiba-tiba cobaan itu datang, calon suami mendadak jatuh sakit. Jika melihat ritme kerjanya yang gila-gilaan, rasanya tidak aneh memang kalau kesehatannya tumbang. Profesi sebagai engineer di salah satu perusahaan konstruksi mengharuskannya untuk selalu stand by di lokasi proyek. Bahkan tidak jarang harus lembur sampai larut malam. Di bulan Februari itulah ketahanan tubuhnya give up, dan akhirnya tumbang. Awalnya kami mengira itu hanyalah penyakit maag biasa. Namun ternyata setelah didiagnosis lebih lanjut, dokter memvonis penyakit Apendisitis (Radang Usus Buntu). Lumayan parah. Dari hasil cek darah kadar leukositnya meningkat tajam mencapai 12350, padahal idealnya hanya sekitar 6000-9000. Kemudian opname beberapa hari di rumah sakit. Awalnya dokter menyarankan untuk operasi. Tapi kami memilih untuk menjalani pengobatan terlebih dahulu sambil dipantau terus perkembangan radang usus buntunya.

Berada dalam situasi demikian tentulah saya sangat galau. Perasaan campur aduk nggak karuan. Khawatir dengan kondisi calon suami. Pluss galau memikirkan rencana pernikahan kami. "Aduh gimana nih... kalau harus operasi pasti butuh biaya banyak. Lantas bagaimana nasib rencana pernikahanku?", rintih kegalauan hati saya kala itu. Secara jaman sekarang apa-apa serba mahal, untuk menggelar resepsi pernikahan yang sederhana sekalipun sudah membutuhkan biaya puluhan juta. Jika ditambah lagi harus membayar biaya operasi usus buntu calon suami, tentulah akan membuat kami keteteran masalah biaya. Tapi, untunglah, calon suami mempunyai asuransi kesehatan yang disediakan oleh kantornya. Semua biaya pengobatan dan rawat inap menjadi tanggungan asuransi. Alhamdulillah...saya pun jadi tenang.

Rabu, 18 September 2013

Seputar Perkembangan Teknologi





Perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi telah berhasil mengubah tatanan hidup bermasyarakat secara umum terutama dalam hal pemerataan informasi. Sebuah “keadilan informasi” pun telah berhasil terciptakan, yang kemudian menjadi dasar berkembangnya berbagai potensi manusia. Transfer-transfer informasi yang sampai pada otak bisa membentuk mindset seseorang, menjadi ruhnya dalam berfikir, berencana, dan bertindak. Keadaan ideal yang bermuara pada sebuah kesadaran akan terbukanya berbagai kesempatan untuk mengembangkan diri secara maksimal.

Saat ini, yang tengah menjadi primadona teknologi informasi adalah Smartphone. Pertumbuhan jumlah penggunanya selalu mengalami peningkatan signifikan setiap tahunnya. Berdasar hasil riset Growth for Knowledge (GfK), pada tahun 2013 ini diperkirakan penjualan smartphone tumbuh menjadi 20 juta unit smartphone terjual. Itu artinya Indonesia merupakan pasar smartphone terbesar di Asia Tenggara, dengan angka pertumbuhan penjualan smartphone di atas 50%.


Jumat, 13 September 2013

Mengoptimalkan “Akses” Masyarakat Terhadap KUR



Sejak resmi diluncurkannya oleh Pemerintah tahun 2009 lalu, KUR sudah terbukti mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat kecil. Terbukti, meski terjadi banyak kendala teknis di lapangan, KUR tetap mampu menggerakkan sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang notabene bisa tetap bertahan di tengah berbagai gempuran krisis ekonomi yang sering melanda perekonomian negara kita. Meski demikian, pada kenyataannya baru sedikit yang bisa mengakses program KUR. Mengapa demikian?

Setidaknya ada dua kendala besar yang mendasari sulitnya akses pengusaha kecil terhadap KUR, yang pertama yaitu keterbatasan akses antara bank dengan masyarakat di daerah. Keberadaaan perbankan di suatu daerah didaulat dapat membantu masyarakat untuk melakukan pelayanan keuangan, guna meningkatkan perekonomian. Namun, pesatnya pertumbuhan populasi perbankan dalam lima tahun terakhir belum berbanding lurus dengan tingkat ketersentuhan masyarakat akan layanan perbankan. Jumlah masyarakat yang tercatat sebagai nasabah kurang separoh dari total populasi penduduk yang ada di daerah. Bukti kuat lain masih rendahnya akses masyarakat akan layanan perbankan dapat dilihat dari banyaknya peredaran uang tunai di daerah-daerah. Rendahnya tingkat ketersentuhan itu dapat disebabkan beberapa faktor. Pertama, minimnya sosialisasi perbankan terhadap produk dan layanan yang dimilikinya. Kedua, jika dilihat dari sisi penyaluran kredit, kendala yang dihadapi masyarakat berkaitan dengan agunan yang dimiliki. Sementara, selain kelayakkan usaha, agunan termasuk salah satu persyaratan yang diberikan bank dalam menyalurkan kredit. Sedangkan faktor yang ketiga adalah masih kurangnya sosialisasi yang berkaitan dengan skema-skema pembiayaan dari perbankan.