Rabu, 13 Oktober 2010

Sayembara MenuLis Persembahan Deterjent VISO

Kontes menuLis kisah tentang pengaLaman pribadi kita daLam memakai deterjent VISO. Kirim cerita + data diri + bungkus deterjent VISO ke aLamat : PO BOX  VISO  JKT  10000

Ada hadiah @ 3 Juta Rupiah untuk 50 pemenang...!!!
( Sumber : ikLan TV VISO versi bintang ikLan Desy Ratnasari )

Pengiriman paLing Lambat akhir Januari 2011





 

Minggu, 10 Oktober 2010

Bisnis Ritel Makanan (Grocery) Sangat Menjanjikan

Oleh Retno Arieswanti Hapsarini


Hipermarket mengalami pertumbuhan yang sangat pesat
Pada tahun 2010 industri hipermarket di Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memperkirakan, total belanja ritel modern tahun ini bakal mencapai Rp 100 trilyun. Sebanyak Rp 65 triliun merupakan belanja makanan dan sisanya non-makanan. Dari jumlah belanja makanan ini, hipermarket mengambil porsi 35 persen, minimarket 35 persen dan supermarket 30 persen. Makanan yang merupakan kebutuhan pokok manusia, mengharuskan kita mau tidak mau untuk berbelanja makanan dan minuman setiap harinya. Hal inilah yang menyebabkan mengapa mini market dan hypermarket pertumbuhannya sangat pesat(Kompas.Com).

Pertumbuhan gerai ritel makanan di hypermarket rata rata 30% per tahun dan supermarket 7% per tahun dan convenience store/mini market sekitar 15%. Pada tahun 2003, penjualan sektor ritel modern makanan dikuasai oleh supermarket 60%, hypermarket 20% dan sisanya 20% oleh convenience store/mini market.

Rabu, 06 Oktober 2010

Maaf Nak, Aku Bukan Ibu Yang “Sempurna”


Teruntuk ananda tercinta,
yang kini masih berada dalam alam “pra penciptaan” nan indah,

Anakku tercinta, dalam lembaran-lembaran surat ini ibu akan memperkenalkan sedikit tentang siapa diriku, agar kamu bisa mengenal ibu tak sempurna macam apa yang akan menjadi ibumu kelak.
                                                                                                                                
Anakku, jangan pernah berharap akan menemui sesosok figur ibu “sempurna” pada diriku seperti layaknya ibu-ibu mulia lainnya di muka bumi. Aku tidak seperti mereka. Aku sangat tidak sempurna mempunyai banyak kekurangan.

Anakku, maafkan ibumu ini, aku tidak bisa seperti para ibu lain yang bisa dengan suka rela mengorbankan kesenangannya demi putra-putri tercinta. Ibu belum bisa berlaku demikian, Nak. Aku tetap membutuhkan “me time” untuk kesenangan dan hobiku sendiri. Menonton Bola, film korea dan telenovela belum bisa kutinggalkan. Karena kupikir dengan begitu diri ini bisa tetap menjadi pribadi yang “utuh” sehingga dapat menjalankan tugas-tugasku sebagai ibu untukmu.

Mungkin jika para ibu lain mempunyai kesabaran seluas samudra, sehingga bisa dengan mudah memaafkan kesalahan-kesalahan yang sudah dilakukan anak-anaknya. Ibumu tidak seperti itu, Nak. Aku akan memarahimu dengan keras saat kamu berbuat kesalahan, dengan harapan bisa membuatmu jera dan belajar bertanggungjawab terhadap setiap apa yang telah kamu lakukan.

Mungkin jika para ibu lain akan mengarahkan anak-anaknya untuk jadi “pegawai/karyawan” atau PNS(Pegawai Negeri Sipil). Ibumu tidak seperti itu, Nak. Aku justru akan menanamkan watak enterpreneurship dan kreatifitas pada dirimu. Dengan harapan kelak kamu menjadi manusia yang bisa “mencari uang dengan mudah” dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi banyak orang. Kreatif dan inovatif. Juga jeli menangkap peluang. Ibu sama sekali tidak bangga jika kamu menjadi PNS berkedudukan tinggi. Tapi ibu justru akan bangga sekali jika kamu bisa menjadi seseorang yang “ahli” dalam bidangnya. Dengan keahlianmu itu kamu dibutuhkan dan bermanfaat bagi banyak orang. Seandainya semua itu benar-benar terjadi alangkah bahagianya hati ini. Diriku ini bisa berkata dengan percaya diri pada Allah SWT, “ Ya Alloh, hamba telah berhasil mendidik anak hamba. ENGKAU lihatlah dia sekarang, anakku itu sudah bisa menjalankan fitrahnya sebagai manusia : menjadi khalifah wakil ENGKAU di muka bumi dengan menjadi “ahli” dalam bidangnya dan  mempunyai banyak manfaat bagi sesama.”

Anakku, ibu sangat ingin kamu kelak menjadi figur “pendobrak” yang menjadi motor penggerak bagi generasi pada masamu. Pelopor ke arah kemajuan yang lebih baik. Walau mungkin pada awalnya akan mendapat tentangan dari banyak pihak karena dianggap keluar dari pakem yang sudah ada. Tapi itulah resiko seorang revolusioner, Nak. Dianggap aneh pada awalnya. Namun satu hal yang bisa kujanjikan kepadamu, di saat-saat sulit itu aku akan selalu setia berada di sisimu, menjadi pendukung yang paling setia. Bahkan di saat tidak ada satu pun manusia lain yang berada di pihakmu, ibu dan Tuhan akan selalu ada untukmu. Ibu akan berkata dengan bangga pada dunia, “Dia adalah anakku! Sosok pribadi yang briliant dan luar biasa! Aku sangat bangga padanya.”
Mungkin jika para ibu lain, akan selalu menunjukan setiap hal yang harus dipilih anak-anaknya. Ibumu tidak seperti itu, Nak. Aku akan membebaskanmu menentukan pilihan-pilihanmu sendiri. Dengan harapan, kelak kamu akan mengerti, bahwa hidupmu sepenuhnya ada dalam genggaman tanganmu sendiri, mau jadi apa dan seperti apa hanya tergantung pada dirimu sendiri. Kehidupan sesungguhnya merupakan perjalanan dari pilihan satu ke pilihan selanjutnya. Asal bisa mempertanggungjawabkan pilihan yang sudah diambil, tidak perlu terlalu ambil pusing dengan penilaian orang lain. Orang lain cukup sebagai penilai tapi BUKAN penentu hasil akhir.

Ibu akan mencoba mendidikmu menjadi anak yang berani mempunyai mimpi-mimpi besar, optimis dan positif thingking. Gigih dan bekerja keras meraih mimpi-mimpimu. Namun, tidak memusuhi kata “kegagalan”. Dalam sebuah proses, kegagalan demi kegagalan merupakan suatu keharusan yang tidak terhindarkan. Jangan pernah membenci kegagalan, Nak. Justru bersahabatlah dengannya. Dari situ kamu bisa mendapatkan banyak pelajaran berharga. Kegagalan demi kegagalan yang kelak kamu lewati akan menempamu menjadi pribadi tangguh yang tahan banting dan tidak cepat putus asa. Perlahan tapi pasti kamu pun akan menjadi pribadi yang matang secara emosional.

Ada hal sangat mendasar yang harus kamu miliki, Nak. Harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Tanpa semua itu kamu akan mengalami banyak kesulitan dalam menjalani hidup. Hal mendasar itu adalah iman dan tauhid. Iman : yakin dengan seyakin-yakinnya pada Allah SWT. Tauhid : keesaan Sang Pencipta. Saat ada iman yang tertanam kuat di hatimu, “dunia” tidak akan pernah membuatmu takut. Semua rintangan, kesusahan, kesedihan dan penderitaan tidak akan berarti apa-apa. Karena yakin ada kekuasaan Allah SWT di atas segala-galanya. Asalkan sudah berada di jalan yang diridhoiNYA Allah SWT pasti akan memberikan yang terbaik. Tidak ada hal yang mustahil di dunia ini jika DIA sudah berkehendak KUN FA YAKUN.

Ada satu prinsip penting lagi yang harus kamu punya, Nak. Prinsip keseimbangan! Jika menyangkut mimpi-mimpimu kamu harus melihat ke atas. Lihatlah tokoh-tokoh besar yang sukses dalam bidangnya, sehingga bisa memacu semangat kita dalam berjuang. Namun dalam hal “materi” hendaknya sering melihat ke bawah, sehingga bisa senantiasa bersyukur akan segala nikmatNYA. Masih banyak saudara-saudara kita yang bahkan untuk makan saja sulit. Dalam sebagian harta kita ada hak orang lain. Jika tidak mau segala nikmat yang sudah kita miliki dicabut olehNYA, hendaklah peduli pada “penderitaan” orang lain. Mudahkan urusan orang lain, maka DIA akan memudahkan urusan kita. Dan manakala kita memberikan sebagian harta untuk orang lain, jumlahnya bukan berkurang melainkan akan bertambah secara ajaib. Maka dari itu, Nak. Ibu ingin kamu menjadi manusia yang berguna bagi sebanyak-banyaknya sesama. Menjadi jalan kesuksesan orang lain. Perpanjangan tangan Tuhan, memberi makan orang-orang yang lapar dan memberi tempat berteduh kepada siapa saja yang belum memiliki tempat tinggal.

Oya Nak, ada satu titipan dari Nenekmu, satu sikap yang juga Beliau ajarkan padaku. “Harus senantiasa bersikap baik dan menghormati orang lain. Jangan pernah membeda-bedakan orang hanya karena latar belakang backgroundnya. Pada dasarnya semua manusia terlahir dengan potensinya masing-masing yang harus kita hormati.”, begitu kata Nenek. Sebuah prinsip tentang kemuliaan ahlak yang sangat keren bukan, Nak? Ibu harap kamu bisa seperti Nenekmu. Sosok yang sangat menyenangkan bagi orang lain, selalu bersikap sopan santun kepada siapa saja, kehadirannya pun selalu dirindukan.

Buah hatiku tercinta,
aku tak akan meminta banyak,
cukup jadi anak soleh dan solehah,
yang menjadi tiketku ke surga.

Buah hatiku tersayang,
tolong ibumu ini Nak,
buat aku bangga di hadapan Tuhan,
memiliki anak yang bermanfaat bagi banyak orang.

Buah hatiku terkasih,
ibu tak menjanjikan kasih sayang seluas samudra,
ataupun harta berlimpah seluas angkasa,
hanya satu yang bisa kujanjikan,
diri ini akan sekuat tenaga mendidikmu,
agar menjadi manusia yang sukses dunia akhirat,
Amin.

Begitulah aku, Nak. Sosok ibu yang tidak sempurna. Mohon terima diri ini apa adanya dengan segala kekurangan dan keterbatasanku. Mohon maaf, jika kelak selama menjadi anakku kamu akan sering merasa kecewa pada diri ini. Ibu hanya manusia biasa. Jangan terlalu “berharap” banyak dariku. Cukup bagimu ada Allah SWT yang tidak akan pernah mengecewakanmu.

Tolong bantu ibumu ini, Nak. Agar kita bisa bersama-sama saling bergandengan tangan berusaha menjadi hambaNYA yang taat dan berada di jalan yang lurus. Amin.


Wassalam,
with love,


ibumu yang tidak sempurna



(Tulisan ini sedang saya ikut sertakan dalam LOMBA “SURAT UNTUKMU, NAK. DARI CALON IBUMU/AYAHMU.”)