Selasa, 08 Oktober 2013

File Nature-E Women's Momen Bali 2008



Jika ditanya siapa sosok perempuan yang sangat menginspirasi saya, jawabannya hanya satu dan sangat yakin, ibu sayalah Perempuan Inspiratif itu. Ibu Ratnasari namanya. Berprofesi sebagai Perawat Gigi di salah satu puskesmas di kabupaten Cilacap. Di mata saya, Beliau adalah perempuan yang sangat tangguh dan tabah. Pada saat usia Ibu delapan belas tahun Nenek meninggal dunia. Setelah kematian Nenek, Ibu mengembara mengadu nasib seorang diri di daerah Jawa Tengah. Padahal semua keluarga besarnya ada di Sumedang Jawa Barat. Dengan berbekal ijasah SPRGnya, Ibu memulai hidup baru di sebuah kota yang asing baginya. Sebagai gadis berusia delapan belas tahun dan pendatang pula, pada awalnya Ibu mengalami banyak kesulitan dalam beradaptasi. Dengan semangat bertahan hidup yang luar biasa, Ibu pun berhasil survive.

Pada usia dua puluh tiga tahun, Ibu menikah dengan Ayah. Kemudian lahirlah saya dan Adik. Hidup keluarga kami cukup bahagia. Sampai pada suatu saat, satu episode getir dalam hidup Ibu terjadi lagi, Ayah meninggal karena penyakit Liver. Saat itu usia saya sepuluh tahun dan usia adik saya baru lima tahun. Ibu pun menjadi Single Parent. Sejak kematian Ayah, Ibu bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan kami. Saat itu yang ada dalam pikiran Ibu hanya bagaimana caranya agar kebutuhan ekonomi saya dan Adik terpenuhi. Dan yang harus menjadi catatan, semenjak mengembara ke Jawa Tengah, Ibu benar-benar mandiri dan tidak dibantu oleh keluarga besarnya. Terlebih setelah kematian Ayah, Ibu benar-benar harus mengatasi segala persoalan seorang diri.

Dulu, saya sempat “kecewa“ pada Ibu. Saya merasa kalau Ibu bukanlah ibu yang “sempurna“. Ibu tidak pernah “ada“ saat kami membutuhkan perhatian dan bimbingannya. Saya merasa seolah tumbuh sendirian tanpa orangtua. Walhasil saya tumbuh menjadi anak yang introvert dan keras kepala. Empat tahun kemudian, saat saya berusia empat belas tahun, Ibu menikah lagi.

Sekarang, saya bukan lagi seorang anak yang berfikiran sempit. Saya sudah menjadi perempuan dewasa berusia dua puluh empat tahun. Segala permasalahan sewaktu kuliah di Yogyakarta menempa saya menjadi lebih dewasa. Di kota Yogyakarta inilah saya dituntut menjadi lebih mandiri.

Sekarang, hubungan saya dan Ibu sangatlah baik. Beliau selalu ada untuk saya. Saya sangat menyayanginya. Hubungan kami unik. Kami sangat saling menyayangi. Namun jarang saling mengungkapkannya lewat kata-kata. Saya merasa gengsi dan tidak biasa kalau harus bilang “Aku sangat sayang Mamah“ secara lisan. Namun pada saat saya jauh dari Ibu, saya benar-benar merasakan kalau saya sangat menyayangi dan membutuhkan Beliau. Saya selalu berdoa agar Ibu selalu dalam lindungan-Nya. Saya juga mempunyai satu doa khusus. Kurang lebih beginilah isi doa saya itu, “Ya Alloh, Bimbinglah saya dan Ibu agar kami selalu berada di jalan–Mu yang lurus. Agar kelak kami dapat berkumpul dalam surga–Mu yang abadi, Aamiin“.

Ada banyak hal yang dapat saya pelajari dari sosok Ibu. Salah satunya adalah tentang kebiasaan Ibu tentang kesehatan. Ibu sangat menjaga pola makannya dan juga rajin berolahraga. Ibu sering bilang, “Saya harus banyak makan buah dan sayuran. Agar pencernaan saya baik dan kulit saya juga bagus“. Ibu juga mempunyai satu kebiasaan lain. Beliau rajin mengkonsumsi Natur E. Kata Ibu, Natur E sangat bagus untuk kesehatan, “Biar awet muda“, katanya. Menurut Ibu, Natur E bisa melengkapi asupan buah dan sayuran yang membuat kita awet muda. Dengan catatan, kita juga harus terus membiasakan menumbuhkan positif thinking dalam hidup. Itulah Ibu saya. Sosok perempuan yang hebat bukan?

Saat membaca iklan tentang program Women’s Moment Natur – E di sebuah media cetak, saya sangat antusias. Saya sangat ingin bisa pergi berdua bersama Ibu ke Bali. Sebenarnya dalam hati saya, ada sebuah kata untuk Ibu yang belum bisa terucap. Sebuah “kata maaf“ untuk sebuah penyesalan terbesar dari dasar lubuk hati terdalam. Karena sampai genap usia dua puluh empat tahun ini, saya belum bisa membahagiakan dan membanggakan Ibu.

Saya sangat tahu dan benar-benar mengerti bahwa salah satu keinginan terbesar Ibu adalah bisa melihat saya sukses dan mandiri sebagai individu. Namun sayang saya belum bisa mewujudkannya! Selama ini saya terlalu egois mementingkan ambisi saya, untuk bisa menjadi seorang penulis sukses. Walhasil kuliah saya pun amburadul. Saya kuliah di jurusan Teknik Sipil yang memang sama sekali tidak nyambung dengan cita–cita dan ambisi saya. Begitulah, selama ini saya sibuk mengejar impian. Saya sibuk berlatih menulis. Saya sibuk mengikuti lomba-lomba menulis. Namun, saya melupakan sesuatu. Saya telah melukai Ibu !

Ada satu alasan lagi, mengapa saya sangat antusias pada Women’s Moment Natur – E. Saya ingat beberapa tahun yang lalu sewaktu saya mau masuk perguruan tinggi, Puskesmas tempat Ibu bekerja mengadakan acara piknik ke Bali. Namun, demi saya, demi membayar biaya kuliah saya, Ibu memutuskan tidak ikut ke Bali. Ibu lebih memilih menggunakan uangnya untuk biaya kuliah saya. Melihat itu hati saya sangat miris. Saya sangat berharap Women’s Moment Natur – E  ini dapat menjadi jalan saya dan Ibu bisa jalan-jalan ke Bali. Aamiin.

Keteladanan Ibu bagi saya tiada duanya. Perjuangan Ibu yang pantang menyerah dalam menaklukan kesulitan hidup benar-benar menginspirasi saya. Sekarang, saya terus berjuang untuk bisa membahagiakan Ibu. Dengan bertanggungjawab pada pilihan yang sudah saya pilih, menjadi seorang Penulis ! Meskipun belum menunjukan hasil yang menggembirakan. Namun setitik cahaya itu akhirnya datang juga. Ada lomba menulis yang saya menangkan. Juara 2 MTIC – Ristek Award 2007 kategori Konsumen dan Pemenang Kehormatan Lomba Essay DPP Pertuni 2007.

Saya akan terus berjuang mewujudkan impian. Saya sangat yakin jika kita bersungguh-sungguh berusaha, Tuhan pasti memberikan jalan. Terlebih tanggung jawab untuk bisa membahagiakan Ibu, menjadi sebuah kekuatan tersendiri. Saya juga tidak mau kalah dari Ibu. “Ibu saja bisa melewati semua kesulitan hidupnya. Masa, saya gak bisa. Saya juga harus bisa ! ”, beginilah pemikiran saya, setiap kali saya mulai “lelah“. Dan saya pun bisa kembali bangkit. Seolah mendapat sebuah kekuatan baru ! Mudah-mudahan semua impian saya akan segera terwujud. Aamiin.


***Tulisan ini lolos menjadi salah satu dari 25 Tulisan Terpilih Nature-E Women's Momen 2008 







Video Nature-E Women Momen's Bali 2008... Please Cekidot (^_^)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar