Minggu, 08 Agustus 2010

Skenario FTV Created By Retno Arieswanti Hapsarini

Lowongan Cintaku merupakan FTV berjenre Komedi Romantis bersetting kota gudeg Yogyakarta yang mengisahkan tentang perjuangan seorang pemuda bernama Reza dalam mendapatkan pekerjaan. Reza yang baru saja lulus kuliah setelah menempuh pendidikan selama hampir delapan tahun ini tengah resah karena belum juga mendapatkan pekerjaan. Sudah puluhan surat lamaran pekerjaan dia kirimkan, bahkan ada juga beberapa diantaranya yang memanggilnya untuk interview. Wawancara dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya sudah dia jalani. Tapi hasil akhirnya tetap sama, nihil! Reza tetap menjadi seorang pengangguran!

Sebenarnya Reza bisa saja meminta pekerjaan dengan sangat mudah pada ayahnya. Tapi dia tidak mungkin melakukannya. Harga diri dan gengsinya mengatakan tidak! Reza sudah bertekad dia harus membuktikan pada ayahnya bisa mandiri dan sukses dengan usahanya sendiri. Selama ini Reza merasa ayahnya selalu meremehkannya, hanya menganggapnya sebagai anak manja yang hanya bisa bersenang-senang dan menghamburkan uang. “Aku ingin Papah melihat bahwa seorang Reza Rahardian bisa sukses dengan usahaku sendiri.”, kurang lebih beginilah tekad Reza.


Kevin sepupu Reza merasa iba juga melihat sepupunya itu yang tak kunjung mendapatkan pekerjaan. Spontan, di benaknya muncul sebuah ide gila. Laki-laki ini mendadak teringat pada Sintia mantan pacarnya. ‘Sintia pasti bisa membantu Reza mendapatkan pekerjaan. Dia kan punya banyak relasi.’, pikir laki-laki ini, spontan.

Kevin berfikir jika Reza berhasil mendekati dan menaklukan hati Sintia, sepupunya itu pasti akan dengan mudah mendapatkan pekerjaan dari gadis itu. Sebuah ide yang “gila” bukan, menyarankan sepupu sendiri untuk “mendekati” mantan pacar hanya demi sebuah pekerjaan.
Tanpa ragu Kevin langsung mengutarakan ide “gila” nya itu. Reza yang tengah habis akal langsung menyetujuinya! Kemudian kedua sepupu ini pun sibuk menyusun rencana “licik” untuk “menjebak” Sintia.

Tidak mau membuang waktu Reza segera melakukan aksinya. Reza pun bergerak untuk “menaklukan” sang target. Sebenarnya Reza memang sangat cerdas, tidak aneh jika semua rencananya itu berjalan sukses. Reza berhasil mendapatkan pekerjaan di kantor Sintia!

Pada awal perkenalan mereka Sintia sama sekali tidak simpatik pada Reza. Bahkan cenderung ke sebal dan “males”. Reza berhasil mendapatkan pekerjaan darinya juga bukan karena dia menyukai laki-laki itu. Melainkan karena sebuah “keterpaksaan” yang Sintia anggap sebagai sebuah skenario dari Tuhan. Namun ibarat pepatah Jawa “Witing tresno jalaran soko kulino.”, begitupun yang terjadi pada Reza dan Sintia, seiring kebersamaan mereka cinta itu pun mulai tumbuh bersemi!

Di lain pihak, Kevin yang melihat kedekatan Reza dengan Sintia merasa tidak rela. Laki-laki ini cemburu. Kevin mulai menyadari kalau ternyata cintanya untuk Sintia masih ada. Kevin pun berniat untuk kembali mengejar cinta Sintia.

Setelah sekian lama bekerja di kantor yang sama dan saling merasakan benih-benih cinta yang mulai bersemi, terjadi hal yang buruk! Sintia mengetahui “rahasia” Reza. Gadis ini mengetahui kalau ternyata Reza telah “memanfaatkannya”. Sintia pun marah dan kecewa!

Reza yang merasa sangat bersalah, dengan inisiatif sendiri langsung resine dari kantor Sintia. Kevin yang mengetahui keretakan hubungan Reza dengan Sintia berusaha memanfaatkan keadaan itu untuk kembali mendekati Sintia. Namun usaha Kevin itu gagal! Sintia hanya bisa menjanjikan sebuah pertemanan saja.

Setelah saling berpisah, Baik Reza maupun Sintia semakin menyadari kalau ternyata mereka merasa sangat kehilangan, ada sesuatu yang sangat penting telah hilang dari keseharian mereka. Meskipun sudah susah payah menyibukan diri dalam pekerjaan, Sintia dengan pekerjaannya, Reza dengan pekerjaan baru di kantor ayahnya, namun tetap saja mereka masih sangat saling merindukan!

Untunglah, skenario indah Tuhan itu kembali terjadi. Reza dan Sintia dipertemukan kembali. Secara kebetulan perusahaan tempat mereka bekerja bersaing memperebutkan proyek iklan yang sama. Dan, akhirnya, setelah beberapa lama berpisah, Reza dan Sintia kembali bertemu dalam satu ruangan. Walaupun posisi mereka sekarang sebagai saingan bisnis!

Reza dan Sintia tetap bersikap profesional. Sebagai wakil dari perusahaan masing-masing baik Reza maupun Sintia harus melakukan persentasi yang terbaik agar perusahaan yang mereka wakili bisa menang!

Apa yang akan terjadi selanjutnya? Manakah yang akan Reza pilih? Kesuksesan iklannya ataukah cintanya untuk Sintia? Will See, oke? He he he.... :-),



DAFTAR KARAKTER

REZA : 26 tahun, good looking, charming, jago menaklukan hati wanita, baru saja lulus kuliah jurusan periklanan setelah kuliah selama hampir delapan tahun. Sedang bingung mencari pekerjaan. Atas saran Kevin sepupunya lantas “memanfaatkan” Sintia untuk mendapatkan pekerjaan. Pada akhirnya jatuh cinta pada Sintia!

SINTIA : 26 tahun, cantik, cerdas, mempunyai karier oke dalam bidang periklanan, mantan pacar Kevin. Awalnya sama sekali tidak simpatik pada pribadi Reza, namun lama-kelamaan menyukainya. Ketika Sintia merasakan jatuh cinta pada Reza, Sintia mengetahui Reza telah “memanfaatkannya”. Sintia sangat marah dan kecewa pada Reza!

KEVIN : 26 tahun, good looking, playboy, sudah memiliki pekerjaan tetap, sepupu Reza. Merasa iba pada Reza yang tidak kunjung mendapatkan pekerjaan lantas menyarankan sepupunya itu untuk “mendekati” Sintia mantan pacarnya sendiri agar bisa mendapatkan pekerjaan! Namun pada akhirnya Kevin pun menyadari bahwa dirinya masih mencintai Sintia, cemburu melihat kedekatan Reza dengan Sintia. Kevin pun berusaha merebut kembali cinta Sintia. Tapi gagal!

TANIA : 26 tahun, cantik, sahabat yang sangat setia dan perhatian, bersahabat dengan Sintia sejak SD. Tania menganggap semua perjumpaan Sintia dan Reza yang terkesan serba kebetulan itu sebagai sebuah “jodoh”.

BIK ATIK : 50 tahun, baik hati, jujur, sangat loyal pada majikannya, pembantu di rumah Sintia.

PAK RUDI : 38 tahun, klien bisnis Sintia--mereka bekerja sama menggarap iklan sosial mengenai anak jalanan, kepedulian sosialnya sangat tinggi. Sangat peduli pada nasib anak jalanan. Saat melihat Reza yang begitu dekat dengan anak-anak jalanan membuat Pak Rudi sangat tertarik pada pemuda itu.

PAK RAMA : 42 tahun, Bos sebuah perusahaan besar, cerdas dan berwibawa, sangat mempedulikan kualitas. Menjadi owner iklan yang diperebutkan perusahaan Reza dan Sintia. Setelah melewati proses presentasi, akhirnya Pak Rama memilih perusahaan Reza karena dinilai mempunyai konsep ide yang sangat briliant dan kreatif.

Dan beberapa karakter pemeran pendukung lainnya.




LOWONGAN CINTAKU
CREATED  By  Retno Arieswanti Hapsarini
INTRO

A. INT. RUANG KELUARGA RUMAH KELUARGA REZA–SIANG
Dalam layar kaca pesawat televisi, presenter berita tengah membacakan berita mengenai meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia.

PRESENTER BERITA
Kondisi ekonomi dunia sedang mengalami penurunan dalam berbagai sektor sebagai dampak dari terjadinya krisis global. Begitupun halnya dengan negeri kita Indonesia, penurunan ekonomi sangat terasa khususnya dirasakan oleh para pengusaha. Hal ini berdampak pada meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia. Pada bulan November 2009 tercatat ada 10.799.500 lulusan sarjana kita yang menganggur. Lowongan pekerjaan sudah menjadi hal yang sangat langka di negeri ini!

Entah mengapa setelah sang presenter selesai membacakan berita tentang langkanya lowongan pekerjaan, Reza langsung mematikan televisi.

Layar televisi mati dan berubah menjadi gelap.

Kemudian Reza beralih pada koran yang tergeletak di meja. Mata Reza langsung tertuju pada headline koran hari ini.

Kemudian di layar muncul Headline koran(dengan bantuan teknik video effect)--datang dari satu titik dan dalam keadaan berputar menyeruak memenuhi frame tv. Dan terbaca headline,

10.799.500  SARJANA INDONESIA MENGANGGUR!

Melihat headline itu wajah Reza berubah pucat, koran yang belum sempat dia baca itu langsung diletakannya.

REZA
Duh... Gusti... Piye iki nasibku... Jangan-jangan aku bakal tercatat sebagai pengangguran yang ke 10.799.500


B. INT. RUMAH REZA–SIANG
Reza tengah sibuk membolak-balik koran mencari lowongan pekerjaan yang cocok untuknya. Selain koran yang tengah dibaca di sampingnya berserakan tiga buah koran lain yang sudah selesai dia baca. Saking semangatnya mencari lowongan pekerjaan Reza sampai membeli empat koran sekaligus.

REZA (V.O)
Akhirnya… Setelah tujuh tahun berjuang di bangku kuliah, aku bisa lulus… ha ha ha…PAUSE
The next project... I must get the job ! Reza, Semangat…  Cayo !

CUT TO

C. INT. KAMAR REZA–MALAM
Malam ini Reza terlihat sibuk mengetik dan mengeprint surat lamaran pekerjaan. Setelah selesai mengeprint delapan surat lamaran sekaligus, Reza langsung memasukan masing-masing surat lamaran itu ke dalam amplop.

REZA(V.O)
Selesai…
(sambil meletakkan amplop terakhir yang sudah rampung di lem)



REZA COND ‘ T (V.O)
Ada delapan target. Masa, dari delapan ini gak ada satu pun yang gol. Pasti ada ! Ya Tuhan… berkati hambamu yang patuh ini… PAUSE
Maaf Tuhan, salah, maksud hamba yang patuh hanya kalo ada maunya, he he he…

CUT TO

D. INT. RUANGAN SEBUAH PERUSAHAAN–SIANG
MONTAGE Reza melakukan interview di tiga perusahaan berbeda. Sayang hasilnya kurang memuaskan. Reza gagal mendapatkan pekerjaan.

REZA (V.O)
Oh my Good… Oh my Good… Susahnya jadi cari perawan! Eh salah, susahnya cari kerjaan… PAUSE
Pah, haruskah aku menyerah? Tidak! Memalukan sekali. Aku harus bertahan. Reza, Cayo !

CUT TO

E. EKS. TROTOAR JALAN MALIOBORO–SIANG
Setelah gagal terus menerus dalam interview, Reza berjalan dengan lesu di trotoar. Wajahnya kusut, pakaiannya sudah tidak rapih lagi. Saking sudah putus asanya Reza berjalan tidak memperhatikan sekelilingnya, hampir saja dia menabrak seorang pejalan kaki yang berpapasan dengannya. Kemudian di pedagang kaki lima dia beristirahat sejenak sambil menikmati minuman dingin.

REZA (V.O)
Pah, coba lihat anakmu sekarang, aku sudah mirip gelandangan. Sepertinya Reza yang charming and very happy sudah tidak ada lagi. What must I do? Haruskah aku menyerah?
PAUSE
Dimana lagi aku harus mencari lowongan pekerjaan?
Oh…….

Kemudian pada gambar muncul efek animasi guyuran hujan lebat, sebagai simbolisasi hati Reza yang tengah gundah gulana.

CUT TO

01. INT. RUMAH KEVIN–MALAM
Reza tengah asik bermain PS ketika Kevin sepupunya pulang kerja.

Kevin menepuk punggung Reza.
KEVIN
Main PS lagi?

Reza menjawab pertanyaan sepupunya dengan tidak bersemangat sambil terus bermain PS.
REZA
Ngilangin stress, Bro. Daripada mlebu RSJ Pakem...

Kevin menaruh tas kerjanya di kursi. Kemudian duduk di karpet di samping Reza.
KEVIN
Gimana, interview kemarin?

REZA
Emang gak keliatan dari wajahku, ya? Biasalah, lagu lama, ditolak dan ditolak lagi.

CLOSE UP : Wajah Reza yang menarik napas panjang, tanda putus asa.

KEVIN
Mending nyerah aja lah, Za. Biar gak usah pusing koyo ngene...
REZA
Nyerah? Enggak deh… Mau ditaruh dimana harga diriku? Malu, Vin…

CLOSE UP : Wajah Kevin yang menggelengkan kepala, tanda menyerah.
KEVIN (V.O)
Dasar keras kepala. Kita lihat saja sampai kapan anak ini akan bertahan. He he he…

Mendadak Kevin bangkit dari tempat duduknya sambil meneriakan satu nama dengan sangat antusias.
KEVIN
Yes, Right! Sintia!

Reza yang kaget segera membalikan kepalanya ke arah Kevin sambil menatap sepupunya itu dengan ekspresi terkejut dan bingung .

REZA
Sintia? Apa maksudnya, Vin?

KEVIN
(Serius, sambil mengangguk-anggukan kepala)
Sintia, dia mantanku. Kamu dekati dia saja. Sintia punya banyak koneksi. Lagian bidang pekerjaannya sama denganmu, periklanan. Kamu bisa mendapatkan pekerjaan lewat dia, Sobat...

Tanpa menghiraukan Reza, Kevin langsung menuju kamarnya. Beberapa saat kemudian dia kembali. Dan di tangannya ada foto seorang gadis yang ternyata foto Sintia. Kevin langsung memberikan foto itu pada Reza.

KEVIN
Ayu, to? Kalo proyek cari kerjaan sudah gol, sekalian pacari saja... (Sambil tersenyum nakal khas laki-laki)
Kevin tampak sibuk mengajari Reza strategi “menaklukan hati” Sintia. Sesekali mereka tampak tertawa nakal dan culas khas laki-laki buaya darat (Hanya berupa gambar tanpa suara). Reza dan Kevin saling mengkaitkan tangan sambil tersenyum puas dan optimis.

Reza kemudian senyum-senyum sendiri mengkhayalkan dirinya sudah menjadi karyawan di sebuah perusahaan bonafit. (INSERT gambar kecil tanpa suara di pojok kanan atas layar berupa Reza tengah duduk manis di meja kerjanya--merupakan simbol dari khayalan Reza).

DISSOLVING TO FLASHFORWARD

02. INT. KANTOR KHAYALAN REZA–SIANG
Reza tengah sibuk bekerja di depan Laptopnya. Ketika mendadak seorang teman kantornya memberinya sebuah surat.

FIRMAN(FIGURAN)
Za, ada surat untukmu dari Bos.

REZA
Oke. Makasih, Fir.

Reza membuka surat itu, sementara Firman langsung keluar.

ZOOM IN : Wajah Reza yang pucat pasi.

ZOOM IN : Surat dari Bos.
BOS(O/S)
Kinerja kamu sangat buruk. Reza, Kamu saya pecat !!!!

Mendadak Pak Handoyo(ayah Firman) masuk ke ruangan itu.

PAK HANDOYO
(Sambil tersenyum puas)
Reza, Kamu tidak akan pernah bisa lepas dari papah! Ayolah Reza menyerahlah…
REZA
Tidak !!!!!!!

Reza tersungkur pingsan.

FADE OUT
FADE IN

FLASHFORWARD BERAKHIR

03. INT. RUMAH KEVIN–MALAM
Reza yang tersadar dari lamunannya, dengan refleks berteriak “tidak” beberapa kali membuat Kevin terkejut.

REZA
Tidak! Tidak! Tidak!

Kevin yang terkejut segera mengguncangkan tubuh Reza berusaha menyadarkan sepupunya itu.
KEVIN
Reza! Kenapa?
Sesaat kemudian kesadaran Reza telah kembali utuh 100%. Dia langsung bertanya pada sepupunya seolah ingin meyakinkan dirinya sendiri bahwa rencana mereka memanfaatkan Sintia pasti berjalan sukses.

REZA
Vin, rencana kita ini pasti berhasil, kan?

KEVIN
Pasti, Za. Pasti berhasil. Aku jamin!

Kevin menatap Reza berusaha mensuport dan meyakinkan sepupunya.

CUT TO

04. INT. LOBI KANTOR SINTIA–SORE
Reza tengah mengamati sekeliling dengan seksama. Mengamati setiap perempuan muda yang keluar dari gedung itu mencari targetnya--Sintia. Mendadak mata Reza terpaku pada sosok gadis muda nan enerjik yang baru saja keluar dari gedung. Reza terus mengamati gadis ini seolah ingin memastikan sesuatu. Kemudian tangannya mengambil selembar foto dari saku celananya.

REZA(V.O)
Yes, benar! Dia Sintia…

Reza berjalan menuju ke arah Sintia. Kemudian dengan sengaja menabrakan dirinya pada gadis ini. Ponsel yang sedang dia genggam pun dengan sengaja dia jatuhkan. Sesaat kemudian dengan akting yang memukau pemuda ini memungut ponselnya sambil berlagak panik karena ponselnya telah rusak.

REZA
Astaga! Ponselku!

Sintia yang masih belum “ngeh” dengan kejadian itu, hanya memandangi Reza dengan bingung.

REZA
(Berakting marah)
Hey, Nona! Kalo jalan liat-liat dong. Liat nih, ponsel orang jadi rusak gak karuan…
SINTIA
Enak aja bilang gitu. Bukannya Kamu yang jalannya gak hati-hati nabrak aku. Pake acara nyalah-nyalahin orang, lagi…

REZA
Ih! Cantik-cantik ko” nyolot. Liat nih, buktinya, ponsel aku rusak gini. Masih mau ngeles lagi, Nona?

SINTIA
(Sinis)
Ponselmu rusak bukan urusan aku, dong. Salah sendiri jalan gak hati-hati. Mau nyari kambing hitam ya, Bung?

REZA
(Berlagak geram)
Nona… Jangan lari dari tanggung jawab dong…

SINTIA
(Tanpa rasa takut)
Kenapa?

REZA
Aku gak mau tau. Pokoknya ganti!

SINTIA
Gak! Jangan harap!

REZA
Oh… Aku tau sekarang, ternyata dompetmu tidak seoke tampangmu rupanya. Ganti ponsel murah aja gak sanggup. Kasian bener, Nona… Besok-besok jangan pake baju bagus segala deh, kalo kantongnya tipis…
SINTIA
(Geram)
Kamu….

SINTIA(CONT ‘ D)
Okey! Berapa sih, harga ponsel murahanmu itu? Aku ganti! Itung-itung aku beramal ama laki-laki melarat yang berlagak sok’ keren!

REZA
Oke juga gayamu, Nona. Coba kita lihat, Kamu benar-benar mampu ganti atau tidak…

Reza tersenyum menggoda Sintia, sengaja ingin membuat gadis ini bertambah marah.

REZA(CONT ‘ D)
Okey! Kalo gitu sekarang juga kita cari poselnya sama-sama?

SINTIA
Siapa takut! Ayo…

Mereka berdua berjalan keluar gedung hendak menuju toko handpone. Sintia sama sekali tidak menyadari Reza senyum-senyum sendiri puas rencanya berjalan sempurna.

REZA (V.O)
Yes! Perfect! Kasihan sekali Kamu, Nona cantik, harus masuk ke dalam jebakan seorang Reza. Ha ha ha….

CUT TO


05. INT. KONTER HP–MALAM
Reza sudah selesai memilih ponsel barunya. Kemudian Sintia pun membayarnya.

SINTIA
(Sambil memberikan HP dengan setengah kasar)
Nih! Ponsel barumu… Semoga bermaaf ya… Sekarang urusan kita selesai! Semoga ini jadi pertemuan kita yang pertama sekaligus terakhir. Oke Bye…

Sintia berdiri dari tempat duduknya bergegas meninggalkan Reza. Namun, Reza tidak membiarkan gadis ini pergi begitu saja. Tangan Sintia pun ditariknya. Sehingga gadis ini terpaksa duduk kembali.

REZA
Tunggu sebentar… Buru-buru amat…

SINTIA
(Dengan judes)
Ada apa lagi sih?

REZA
Pinjam ponselmu!

SINTIA
Buat apa?
Dalam hitungan detik Reza berhasil merebut ponsel milik Sintia yang kebetulan sedang berada dalam genggaman gadis itu.

REZA
Sudah. Sini!


SINTIA
Heh!

REZA
Sudah, tenang saja, pinjam sebentar.

Reza sengaja menelpon nomernya dengan menggunakan ponsel Sintia. Dengan tujuan agar dia bisa mengetahui nomer gadis ini. Sungguh cerdik!

SINTIA
Ngapain, sih?

REZA
Ngetes, Nona. Ponselnya oke atau tidak.

Reza mengembalikan ponsel Sintia.
REZA(CONT ‘ D)
Nih, Thanks

Sambil mendekatkan ponsel barunya ke wajah Sintia.

REZA(CONT ‘ D)
Ternyata masih Bagus. Sip!

SINTIA
(Sambil menggeleng-gelengkan kepala)
Dasar Gila…

REZA
(Dengan santai)
Baru tau ya, Nona? Ha ha ha….

SINTIA
Lama-lama di sini bisa-bisa aku ketularan gila…

Sambil berdiri dari duduknya.
SINTIA(CONT ‘ D)
Selamat tinggal Reza, Sampai jumpa lagi…

Sambil menganggukan kepala dan menggerakan tangan sebagai isyarat mempersilahkan Sintia pergi.
REZA
Silahkan Nona… Hati-hati di jalan…

Tanpa menoleh lagi Sintia bergegas meninggalkan tempat itu.

KAMERA MOVE TO : Reza tengah sibuk mengesave nomer Sintia di ponselnya.

CLOSE UP : Wajah Reza yang tampak sangat puas dan bahagia.

ZOOM IN : Layar Ponsel Reza yang tertera nomer Sintia.

Reza tersenyum dengan puas, membuat penjaga konter merasa sedikit aneh melihatnya. Namun Reza sama sekali tidak mempedulikan hal itu.

REZA
Hari ini saya sangat bahagia, Mas. Misi saya berjalan sangat…. Sukses!

Kata Reza pada penjaga konter, membuat laki-laki ini tambah bingung. Namun, dia hanya bisa memandangi Reza yang bergegas pergi meninggalkan konternya. Ekspresi bingung tampak jelas di wajahnya--yang justru tampak sangat lucu.

CUT TO
06. INT. KAMAR REZA–MALAM
Reza keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya yang masih basah. Mendadak ponselnya berdering.

ZOOM IN : Layar Ponsel tertera nama Kevin yang menelpon.

REZA(MENERIMA TELPON)
Hallo, Vin?

INTERCUT : Kevin yang sedang menelpon Reza.
KEVIN(MENELPON)
Gimana Sobat? Misi tadi siang sukses, kan?

REZA(MENERIMA TELPON)
So’ pasti dong. Reza gitu loh. Semuanya Perfect !

INTERCUT : Kevin yang sedang menelpon Reza.

KEVIN
Wah, Selamat Sobat! Lanjut the next plan, okey?

REZA(MENELPON)
Pastinya dong!

Kemudian terlihat di layar Reza yang tengah asik berbicara dengan Kevin lewat telpon membicarakan strategi selanjutnya menaklukan Sintia (Hanya berupa gambar tanpa suara ).

KEVIN(O/S)
Okey, Bro! Selamat bersiap untuk rencana besok. Good Night!

Setelah menutup telponnya, Reza membaringkan tubuhnya di ranjang. Dia pun mengenang kembali pertemuan pertamanya dengan Sintia tadi sore.

FLASHBACK : Gambar singkat pertemuan Reza dan Sintia (hanya berupa gambar tanpa suara)
REZA(V.O)
Sintia… Kamu cantik juga. Sayang, kita bertemu dalam kondisi seperti ini. Seandainya kita bertemu dalam kondisi yang berbeda pasti akan lain ceritanya…
PAUSE
Sudahlah… Reza focus okey! Fokus pada rencana semula. Get the job! Ha ha ha….

Reza mematikan lampu kamar dan menggantinya dengan lampu tidur yang redup. Reza segera memejamkan mata.

CUT TO

07. INT. RUANG KANTOR SINTIA–SIANG
Sintia sedang asik mengetik di depan layar Laptopnya, ketika mendadak ponselnya berbunyi tanda ada sms masuk. Sintia pun membacanya. Dahinya mengernyit penasaran pada nomer asing si pengirim sms.
REZA(O/S) ~ Membaca Isi Sms
Selamat Siang, Nona… Sedang sibuk bekerja kah? Jangan lupa makan ya… Jaga kesehatan…

Karena penasaran Sintia pun langsung membalas sms itu.
SINTIA(V.O) ~ Membaca Isi Sms
Siapa nih?

REZA(O/S) ~ Membaca Isi Sms
Masa lupa sih sama aku? Teman lama!
SINTIA(V.O) ~ Membaca Isi Sms
Maaf deh aku beneran lupa… Boleh dong, aku tau siapa Kamu?

REZA(O/S) ~ Membaca Isi Sms
Aku Reza, Nona. Yang beruntung bisa berkenalan denganmu kemaren…

Membaca sms terakhir, Sintia langsung kecewa, muncul perasaan tidak senang di hatinya. Sintia memutuskan tidak membalas sms itu dan kembali konsentrasi bekerja. Mendadak ponselnya kembali berbunyi.

REZA(O/S) ~ Membaca Isi Sms
Kita baru bertemu kemaren. Tapi entah kenapa hati ini begitu rindu. Sikap judes dan jutekmu sangat ngangenin, Nona…
He he…

Reza terus saja mengsms meskipun Sintia tidak membalasnya. Jika dihitung mungkin ada 20an sms yang dikirim Reza sejak siang tadi sampai Sintia pulang kerja. (Dibuat FAST MOTION adegan Sintia sibuk bekerja–membaca sms–kembali bekerja–membaca sms lagi, begitu terus berulang-ulang ).
Jam kantor telah selesai, Sintia tengah bersiap pulang ketika HPnya kembali berbunyi tanda ada sms masuk.

REZA(O/S) ~ Membaca Isi Sms
Sudah mau pulangkah Nona? Hati-hati ya di jalan… See U

SINTIA
Dasar, Gila!

Sintia bergegas berjalan menuju pintu.

CUT TO

08. EKS. DEPAN RUMAH REZA–SORE
Reza tengah bersiap pergi. Dia baru saja mengecek kondisi mesin mobil. Reza mengamati sekeliling melihat ada orang lain atau tidak di sekitar situ. Setelah merasa kondisi sudah aman, dia mengeluarkan ponselnya dan menelpon seseorang.

REZA(MENELPON)
Gimana sudah siap, kan?

SUARA LAKI-LAKI(O/S)
Beres Bos. Sudah siap semua.

REZA(MENELPON)
Oke! Hati-hati jangan sampai gagal!

SUARA LAKI-LAKI(O/S)
Beres Bos. Jangan khawatir.

Reza menutup telpon misterius itu. Kemudian masuk ke dalam modil. Tidak berapa lama kemudian, mobil itu terlihat melaju keluar gerbang.

CUT TO

09. EKS. SEBUAH JALAN ARTERI–SORE
Kondisi jalan tidak begitu ramai. Ketika tiba-tiba ada dua laki-laki yang menaiki sepeda motor menghentikan motornya di tempat yang sepi. Salah satu laki-laki itu turun dari motor kemudian dengan cepatnya dia menebar paku di jalan. Setelah selesai melakukan aksinya mereka segera bersembunyi menuju tempat yang tidak jauh dari situ. Dari tempat persembunyiannya mereka terus saja mengamati ke arah jalan seolah tengah menunggu sesuatu. Sekitar sepuluh menit kemudian muncul sebuah sedan silver melintasi tempat itu. Tidak lama berselang sedan itu mendadak berhenti, ternyata bannya gembos.
MOVE TO : Dua laki-laki misterius
Salah satu dari mereka tampak menelpon.

LAKI – LAKI MISTERIUS(MENELPON, Setengah Berbisik)
Hallo Bos… Sudah beres…Target masuk jebakan…

INTERCUT : Reza yang tengah menyetir mobil, mengangkat telpon melalui head set.
REZA
Okey, Sip! Kerja bagus.

MOVE TO : Sedan Silver

Ternyata sedan silver itu milik Sintia, gadis ini tengah kebingungan mendapati mobilnya gembos. Tidak berapa lama tampak mobil Honda Jazz merah parkir tidak jauh dari situ--yang tidak lain adalah mobil milik Reza. Dengan berlagak santai, Reza menghampiri mobil Sintia.
REZA
Hallo Nona, kebetulan sekali, sepertinya kita memang jodoh, ya? Kenapa mobilnya?

SINTIA
(Dengan Terkejut)
Kamu? Ngapain di sini?

REZA
Kebetulan lewat aja. Apanya yang rusak?

SINTIA
(Acuh tak acuh sambil terus memeriksa ban mobilnya)
Bukan urusan kamu.

REZA
Siapa tau aku bisa Bantu Nona…

SINTIA
No, Thanks… Aku bisa sendiri.

REZA
Okey ! Kalo gak mau dibantu, gak papa… Kalo gitu aku nemenin Kamu aja deh di sini. Aku gak bisa ngebiarin cewe cakep sendirian di tempat sepi kaya gini…PAUSE
Aku sangat khawatir…

Sintia berjalan menuju bagasi mobil untuk mengambil dongkrak dan ban serep. Dengan susah payah ban dan dongkrak berhasil dikeluarkan. Saking beratnya Sintia tidak memperhatikan kalau ban mobil dijatuhkan dalam posisi berdiri dan akhirnya menggelinding dengan cepat. Reza yang melihatnya segera berusaha mengejar. Untung Reza cukup sigap, tidak lama kemudian ban yang menggelinding itu sudah berhasil dia tangkap.

Sambil sedikit terangah, Reza menghampiri Sintia.
REZA
Ada untungnya juga kan, ada aku di sini.

SINTIA
(Setengah Memerintah)
Berikan bannya….

Reza tidak menghiraukan permintaan Sintia tadi. Dia justru berjalan ke arah ban yang gembos.
SINTIA
Kamu mau apa?

REZA
Mengganti ban, Nona.

Reza pun mengganti ban yang gembos itu, tanpa mempedulikan Sintia yang terus saja mengoceh.
SINTIA
(Sambil memperhatikan pekerjaan Reza)
Emang cowo kaya Kamu bisa mengganti ban? Bener-bener meragukan…

Reza tidak bergeming sama sekali menanggapi ocehan Sintia, dia terus konsentrasi mengganti ban.
SINTIA (CONT ‘ D)
Idih… serius banget… Alah palingan juga kebanyakan gaya doang… Awas lho’ kalo sampe mobilku tambah parah…

SINTIA (CONT ‘ D)
Ganti ban satu aja ko’ lama banget… Bisa gak sih sebenernya… Kalo gak bisa bilang aja, biar aku panggilin tukang bengkel langgananku aja… Biar urusan cepet selesai…

Pekerjaan Reza mengganti ban pun akhirnya selesai.

REZA
Selesai Nona…

Kata Reza sambil tersenyum menggoda gadis itu.

Sintia yang tidak tau harus berbuat apa lagi, akhirnya mengucapkan terima kasih dengan terpaksa.
SINTIA
Makasih…
REZA
Oke. Sama-sama, Nona…PAUSE
Butuh aku juga kan…Ha ha ha…..

Sintia sudah mati gaya menghadapi Reza. Akhirnya gadis ini pun memasuki mobilnya bersiap meninggalkan tempat itu. Sintia membuka kaca mobilnya untuk berpamitan pada Reza.
SINTIA
Thanks ya… Sampai jumpa lagi Reza…..

Sintia kemudian menggas mobilnya meninggalkan tempat itu.
REZA
(Sambil Berteriak)
Ingat Nona, Kamu berhutang padaku. Kamu harus membayarnya!
Setelah mobil Sintia tidak kelihatan lagi Reza berjalan menuju mobilnya. Tidak sengaja matanya tertuju pada tempat persembunyian dua laki-laki misterius itu.

INTERCUT : Tempat persembunyian dua laki-laki misterius yang tidak jauh dari mobil Reza.
Kebetulan mereka juga tengah menatap ke arah Reza.

Reza pun tersenyum dan mengacungkan jempolnya memberi tanda bahwa pekerjaan mereka sangat bagus. Tidak lama kemudian mobil Reza tampak meninggalkan tempat ini diantar tatapan mata dua laki-laki misterius.

CUT TO
10. INT. TERAS / RUANG TAMU RUMAH SINTIA–MALAM
Reza sudah ada di depan rumah Sintia. Setelah merapihkan bajunya, dia lalu menekan bel. Tidak lama pembantu rumah itu keluar membukakan pintu.
BIK ATIK
(Dengan sopan)
Nyari siapa Mas?
REZA
Sintianya ada Bik?

BIK ATIK
Sebentar ya, Mas. Saya panggilkan. Silahkan duduk dulu Mas…

Bik Atik mempersilahkan Reza duduk, kemudian sang pembantu berlalu meninggalkan Reza yang menunggu sambil duduk di teras. Tidak lama menunggu, Sintia pun muncul.
SINTIA
(Terkejut)
Kamu? Gimana bisa sampai di sini? Dari mana Kamu tau alamat rumahku?

Sintia tidak menyangka kalau ternyata Reza yang dimaksud Bik Atik adalah Reza yang akhir-akhir ini sering mengganggunya.

REZA
(Dengan Santai)
Aku ngikuti Kamu tadi sore.

SINTIA
(Geram)
Kamu…Beraninya….
Sintia menatap Reza dengan pandangan tajam, perasaannya campur aduk tidak karuan, jengkel bercampur kesel bercampur geram.

SINTIA (CONT ‘ D)
Dasar Penguntit!

REZA
Habis kalo tanya Kamu pasti gak akan dikasih tau, kan?
SINTIA
Ya, iyalah. Ngapain aku kasih tau Kamu. Jangan harap!

REZA
Bener kan…Untung gak nanya… He he he…

Reza terus saja menggoda Sintia membuat gadis ini semakin kesal.
REZA (CONT ‘ D)
 Its okey, Nona. Lagian sekarang aku sudah tau alamatmu. Dan, yang terpenting…I’m here now Honey….

SINTIA
Crazy…

REZA
Ha ha ha….

SINTIA
Dasar kurang kerjaan! Emang Kamu gak ada kerjaan lain selain mengganggu aku?
REZA
Emang gak ada. Aku kan pengangguran… Tolong dong Nona, cariin aku pekerjaan….
SINTIA
Idih ! Ngasih kerjaan Kamu? Jangan harap deh! PAUSE
Lagian orang seperti Kamu bisa kerja apa?

REZA
Mau tau, Sayang? Pekerjaan apa yang bisa aku kerjakan dengan baik? PAUSE
Mengejar cintamu…Ha ha ha….

Sintia berusaha keras untuk mengendalikan dirinya. Dalam hitungan detik Reza bangkit dari tempat duduknya dan menerobos masuk ke dalam rumah. Tanpa basa-basi dulu pada pemilik rumah pemuda ini langsung duduk di kursi ruang tamu. Sintia hanya bisa terperangah melihatnya.

SINTIA
Hey! Apa yang Kamu lakukan?

REZA
(Dengan Santai)
Menunggu tuan rumah membuatkan aku minum...

SINTIA
Dasar gila! Tidak ada yang akan membuatkanmu minum. Cepat keluar.
REZA
Kursinya nyaman…PAUSE
Aku gak bisa beranjak dari sini, Nona…

SINTIA
Ayolah…. Please…..Cepat keluar… Sebentar lagi orangtuaku pulang, mereka pasti tidak akan suka melihatmu di sini.

REZA
Jangan pake cara itu untuk mengusirku, tidak mempan. Aku sudah tanya tetanggamu, kata mereka Kamu di sini cuma berdua Bik Atik, kan?

Sintia yang sudah habis kesabaran segara menarik tangan Reza berdiri. Tanpa sengaja kakinya tersangkut kaki Reza. Mereka jatuh bertindihan di lantai. Dan, secara kebetulan bibir mereka saling bersentuhan. Keduanya sangat terkejut dan untuk sesaat tidak sadar dengan apa yang tengah terjadi. Beberapa saat kemudian setelah tersadar dengan keadaan mereka langsung berdiri. Setelah itu mereka pun jadi salah tingkah karena malu dengan apa yang telah terjadi.

INTERCUT
Dibalik dinding ternyata Kevin menyaksikan semua kejadian itu. Awalnya Kevin yang tau rencana Reza menyambangi kediaman Sintia sengaja dating ke tempat itu untuk memastikan rencana Reza berjalan dengan lancar. Kelihatannya Kevin sedikit terkejut melihat insiden ini yang sama sekali tidak ada dalam rencana semula. Kemudian dengan berhati-hati Kevin pun meninggalkan tempat itu menuju mobilnya yang diparkir tidak jauh dari rumah Sintia.

Insiden barusan membuat Reza tidak tau harus berbuat apa lagi, semua strategi yang sudah tersusun dengan rapih mendadak menguap entah kemana, Reza pun mendadak berpamitan pulang.

REZA
Sudah malam. Aku pamit pulang dulu ya…

SINTIA
Iya… Iya… Silahkan…

Reza berlalu keluar sementara Sintia hanya bisa termangu memandangnya.

CUT TO

11. INT. MOBIL KEVIN–MALAM
Kevin tengah menyetir mobilnya menuju ke arah rumahnnya. Saat menyetir mendadak pikirannya kembali melayang pada insiden Reza&Sintia yang baru saja dilihatnya.
FLASHES singkat : Adegan insiden ciuman tidak sengaja Reza dengan Sintia.
Entah kenapa mendadak ada perasaan aneh yang menjalar panas di hati pemuda ini. Rupanya Kevin cemburu!
CLOSE UP : Kevin menarik nafas panjang.

KEVIN
Tidak mungkin! Tidak mungkin aku cemburu pada mereka… Ini pasti tidak benar… Ingat Kevin, Kamu sudah punya Renata yang begitu menyayangimu…

Reza kembali konsentrasi menyetir, berusaha mengendalikan perasaannya yang tengah kacau.

CUT TO

12. INT. KAMAR MANDI SINTIA–MALAM
Setelah insiden ciuman barusan, Sintia sibuk membersihkan mulutnya dengan pasta gigi. Sambil memperhatikan bibirnya di kaca.

SINTIA
Jijiknya…Jijiknya…

FLASHES singkat : Adegan saat dia berciuman dengan Reza secara tidak sengaja.

SINTIA
Tidak… Sialnya nasibku….

Sintia menarik nafas panjang sambil memperhatikan dirinya di cermin.

CUT TO

13. INT. KAMAR REZA–MALAM
Reza baru saja sampai di rumah. Sesampai di kamarnya dia langsung melempar kunci mobil ke atas lemari dan segera mencopot jaketnya. Namun, karena gelisah dengan kejadian yang baru dialaminya barusan, Reza mondar-mandir dengan gelisah.
REZA
Dasar bodoh! Bodoh…..

REZA (CONT ‘ D)
Tapi….

Mendadak pikirannya melayang kembali ke insiden ciuman yang baru saja dialaminya.

FLASHES : Adegan insiden ciuman Reza dan Sintia

CLOSE UP : Wajah Reza, yang seolah tengah kembali merasakan kenikmatan ciuman tadi.

Namun, bayangan kenikmatan itu hanya sesaat, setelah tersadar dia kembali bergumam sendiri.

REZA
Tidak…Tidak…Semua itu pasti hanya perasaan sesaat. Iya benar, perasaan sesaat. Pasti karena aku sudah satu tahun gak pacaran, jadi kangen dengan perasaan seperti ini. Ya, pasti hanya karena itu.

REZA(CONT ‘ D)
(sambil mengangguk-anggukan kepala)
Tenang Reza… Semuanya masih aman terkendali…

CUT TO



14. INT. RUANG KELUARGA RUMAH REZA–SIANG
Reza tengah nonton tv sendirian, ayahnya masih di kantor dan ibunya kebetulan sedang pergi.
REZA
Telpon Nona Sintia dulu ah…

Reza pun menelpon Sintia.

INTERCUT : Sintia tengah sibuk bekerja di depan laptopnya ketika mendadak ponselnya berdering. Ketika tau telpon itu dari Reza gadis ini pun membiarkannya begitu saja.

Setelah berkali-kali menelpon dan tidak diangkat juga akhirnya Reza pun menyerah.
REZA
Tidak mau menerima telponku, ya gak papa, gak masalah. Aku gak akan menyerah, Nona…

Reza pun kembali asik menonton televisi, ia mengganti-ganti chanel tv mencari acara yang bagus. Ketika sampai pada film barat kesukaannya, dia pun fokus menonton, mendadak dua tokoh utama dalam film itu melakukan adegan ciuman, Reza terpaku melihatnya, dia pun kembali mengingat insiden ciuman dengan Sintia.
FLASHES : Insiden ciuman Reza dengan Sintia.

REZA(V.O)
(sambil tersenyum-senyum nakal “khas” laki-laki)
Bibir Sintia asik juga.

REZA(CONT ‘ D)
Rasanya pengin ngerasain lagi. He he he….

CUT TO

15. EKS. PERKAMPUNGAN ANAK JALANAN–SIANG
Beberapa anak jalanan tampak tengah berkumpul berlatih menyanyi, persiapan sebelum mereka turun langsung ke jalan.

INTERCUT
Reza yang berada tidak jauh dari tempat anak jalanan berkumpul tengah sibuk menyiapkan makanan yang baru saja dibelinya. Dia sudah berteman akrab dengan anak-anak ini cukup lama.

INTERCUT
Tidak jauh dari situ tampak sebuah mobil sedan silver tengah parkir. Ternyata di dalam mobil itu ada Sintia, Pak Rudi klien bisnisnya dan Pak Mamat sopirnya.
SINTIA
Lihat mereka, Pak. Sangat kompak, bukan?

Pak Rudi mengangguk-anggukan kepalanya sambil terus mengamati kumpulan anak jalanan itu dengan seksama.

SINTIA
Mereka itu Pak, yang saya rencanakan jadi model iklan kita. Mereka sudah terbiasa manggung di jalanan, saya rasa akan cepat menyesuaikan dengan angle kamera.
PAK RUDI
Kelihatannya oke. Bu Sintia sangat jeli melihat target. PAUSE
Bagaimana dengan setting tempatnya, Bu? Apa kita akan menggunakan tempat ini juga?

SINTIA
Tepat sekali, Pak Rudi. Di sini pemukimannya tidak begitu padat, bisa mempermudah kita dalam menyeting lokasi.


PAK RUDI
(sambil mengangguk-angguk)
Oke… Oke…

Saat mereka tengah asik berbicara, mendadak Reza muncul dan menghampiri anak-anak jalanan itu sambil membawa dua kresek makanan. Anak-anak langsung menyerbunya. Mereka pun kemudian makan bersama dengan gembiranya. Reza terlihat sangat akrab dengan mereka.

INTERCUT
Betapa terkejutnya Sintia melihat Reza berada di tengah anak-anak jalanan itu.

SINTIA(V.O)
Reza? Sedang apa dia bersama anak-anak itu?

Sementara itu Pak Rudi terlihat sangat tertarik pada keberadaan Reza di tengah anak-anak jalanan itu. Dia pun terus memperhatikan Reza.

SINTIA(V.O)
Tidak! Jangan-jangan dia “bos” mereka?

Wajah Sintia terlihat miris memikirkan nasib anak-anak di bawah tekanan Reza, keberadaan Reza di tempat itu membuatnya berprasangka buruk pada laki-laki itu.

PAK RUDI
Siapa laki-laki itu? Dia sangat akrab dengan anak-anak jalanan itu.
PAUSE
Tapi, kalo dilihat dari penampilannya dia terlihat sangat berbeda dari mereka. Sangat rapih dan bersih, sepertinya dari kalangan orang berada.
PAUSE
Ini sangat menarik!
Sintia hanya terdiam tidak tau harus menanggapi apa terhadap pernyataan Pak Rudi barusan. Seolah tidak sabar mendengar tanggapan Sintia laki-laki itu kembali bertanya.

PAK RUDI (CONT ‘ D)
Bagaimana pendapat Bu Sintia tentang laki-laki itu?

SINTIA
Sejak tadi saya juga sedang memikirkan tentang keberadaan laki-laki itu. Sangat janggal dan mencurigakan.

PAK RUDI
Begitukah ? PAUSE
Tapi saya berpendapat berbeda Bu. Saya sangat tertarik dengan laki-laki itu.

Sintia tidak menjawab, dia justru menatap klien bisnisnya itu dengan sedikit heran. Pak Rudi menangkap ekspresi heran Sintia, dia pun kembali menjelaskan.

PAK RUDI(CONT ‘ D)
Iya, Bu Sintia. Saya sangat tertarik pada laki-laki itu. Dan, saya minta laki-laki itu harus diikutsertakan dalam model iklan kita!

CLOSE UP : Wajah Sintia yang terlihat semakin tidak percaya saja dengan kata-kata yang baru meluncur dari bibir klien bisnisnya. Namun, seolah tidak memberi kesepatan pada Sintia untuk menolak, laki-laki itu meneruskan pembicaraannya.

PAK RUDI
Kapan kita mulai persiapan syutingnya, Bu?

SINTIA
Oke, Pak. Saya rasa minggu depan kita sudah bisa mulai syuting.
PAK RUDI
Oke. Terserah Bu Sintia saja. Tapi jangan lupa ya, Bu. Laki-laki itu harus kita ikut sertakan jadi model iklan.

SINTIA
(ada ekspresi ragu di wajahnya)
Oke… Oke… Pak…

CUT TO

16. INT. KAMAR SINTIA–MALAM
Sintia tengah duduk di tepi ranjangnya. Gadis ini tampak begitu gelisah. Rupanya dia tengah gelisah memikirkan proyek iklan layanan masyarakat yang tengah ditanganinya. Sebenarnya semua persiapan syuting iklan itu sudah siap semua. Hanya tinggal satu hal yang masih mengganjal. Yang tidak lain adalah Reza. Sejak Pak Rudi mengajukan syarat agar dia mengikutsertakan Reza menjadi model iklan itu, hidup Sintia menjadi terusik, pikirannya selalu gelisah dan tidak tenang.

SINTIA(V.O)
Kenapa harus dia? Diantara lima milyar manusia di dunia kenapa harus dia yang bersama anak-anak jalanan itu?

SINTIA(CONT ‘ D)
Aku benar-benar tidak habis pikir. Kenapa selalu saja dia dan dia lagi? Reza Rahardian! PAUSE
Idih… malesnya harus bekerja sama dengan cowo itu…
Ih… amit-amit deh…

Saat Sintia tengah asik melamun, tanpa dia sadari Tania sahabatnya tengah mengendap-endap di belakangnya, kemudian gadis ini pun menggebah Sintia membuatnya sangat terkejut.

TANIA
Hey! Bu! Lagi mikirin apa? Serius banget…

SINTIA
Ya, Tuhan! PAUSE
Tania!

TANIA
Mikirin apa, sih? Ampe segitunya ngelamunnya…

SINTIA
Kebiasaan deh! Bikin orang lain jantungan.
Lah ini, nih, yang bikin angka kematian akibat penyakit jantung meningkat.

TANIA
Ah, bisa aja Kamu, Sin. Gak segitunya kali…. Mikirin apa sih? Serius banget… Bukan mikirin utang kan? He he he… Kasih tau dong Bu… Jadi penasaran nih…

SINTIA
Dateng-dateng ya, gitu? Sebenernya Kamu nih, berbakat lho, jadi wartawan… Udah ganti profesi aja… Daripada jadi accounting gak pernah naik jabatan…  He he he…

TANIA
(tersenyum-senyum santai, sama sekali tidak merasa bersalah)
Okey… okey… Gampanglah Bu bisa diatur… Ayo dong cepetan cerita…

SINTIA
Gak mau!
TANIA
Heh, Kamu ya? Jadi sekarang gitu nih….

SINTIA
(berlagak acuh, bercanda)
Biarin… Emang kenapa… Lagi males…

TANIA
(sambil mengguncang-guncang tubuh Sintia)
Ayolah Bu…

Sintia lari menjauhi sahabatnya, Sintia tidak mau tinggal diam begitu saja, dia pun mengejarnya, mereka pun kemudian saling mengelitiki dengan asiknya di ranjang, adegan khas dua gadis yang tengah saling bercanda dengan akrab. Beberapa menit kemudian setelah cape bercanda, Sintia pun menyerah, dia pun memutuskan untuk segera menceritakan masalahnya pada sahabatnya Tania.

SINTIA
Oke… oke… aku cerita…

TANIA
Ayo… cepetan…

SINTIA
Masih inget kan, si reza reza itu loh’ yang sering aku certain…

TANIA
(tidak sabar)
Iya, kenapa lagi dia?



SINTIA
Masa, dia kemarin mendadak muncul di tengah anak-anak jalanan. Celakanya lagi bos aku ngeliat dia. Terus yang lebih gawat lagi, bos aku minta Reza jadi model iklan kita…

SINTIA(CONT ‘ D)
Coba bayangkan? Kenapa diantara lima milyar manusia di dunia harus Reza, coba?
PAUSE
Aku benar-benar gak habis pikir.

TANIA
Reza? Jadi model iklan?
Tania pun terkekeh dan tampak bahagia sekali, dia tanpa sadar mengabaikan perasaan Sintia yang masih sangat kesal memikirkan Reza.

TANIA
Wah! Kelihatannya bakalan menarik nih! PAUSE
Nanti kalian sering bersama dong…

CLOSE UP : Wajah Sintia yang tampak kesal.

TANIA(O/S)
Tunggu… tunggu…
Jangan-jangan kalian memang jodoh!

SINTIA
Jodoh! Ih… amit-amit deh… Jangan sampai…

TANIA
Iya benar, Jodoh! Coba kita ingat-ingat lagi, ada begitu banyak kebetulan diantara kalian berdua. Pertama; kebetulan kalian bertemu di lobi dan kamu menjatuhkannya ponselnya. Kebetulan yang kedua… dia yang membantu mengganti ban mobilmu yang kempes. Dan yang ketiga ini lebih mengherankan, dia akan jadi model iklanmu!
PAUSE
Benar-benar suatu kebetulan yang indah….

SINTIA
(Memelototi Tania, bercanda)
Dasar gila!

TANIA
(Berlagak so’ serius)
Yes right! Suatu kebetulan yang indah yang merupakan hasil rencana terbaik Tuhan…

SINTIA
Idih… sejak kapan nih seorang Tania jadi hamba Tuhan yang taat…

TANIA
Baru tau Bu… Sin, ngomong-ngomong, hamba Tuhan yang taat ini sekarang perutnya lapar nih… Bik Atik masak apa hari ini?

SINTIA
(menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum)
Dasar Kamu, ya… Rupanya ke sini mau nyari makan gratis?
Ampun deh…


Tania hanya tertawa menanggapi perkataan sahabatnya itu.

Kemudia Sintia pun mengajak sahabatnya itu makan.

SINTIA
Ayo…

Kedua sahabat ini pun keluar kamar, menuju ruang makan.

CUT TO

17. INT. RUANG KANTOR SINTIA–SIANG
Sintia tampak sedang gelisah mempertimbangkan sesuatu, sambil memainkan ponselnya. Dia sedang bingung mau menelpon Reza atau tidak.

SINTIA(V.O)
Telpon gak ya? Kenapa waktu aku butuh, dia malah gak telpon sama sekali. Kemarin giliran aku gak butuh, telpon berkali-kali, sms puluhan kali. PAUSE
Gimana nih….PAUSE
Aduh malunya kalo harus telpon dia. Gengsi! Gengsi!

INSERT
PAK RUDI
Tapi jangan lupa ya, Bu. Laki-laki itu harus kita ikut sertakan jadi model iklan. (Akhir Scene 16)

SINTIA
Ayo Sintia… Kamu pasti bisa! Demi proyek ini. Sintia, semangat!

Sintia pun memutuskan untuk menelpon Reza.

INTERCUT : Reza yang terkejut mendapati telpon dari Sintia. Setelah beberapa saat tertegun akhirnya laki-laki ini pun mengangkat ponselnya.


REZA(MENERIMA TELPON)
Hallo, Nona…

SINTIA(MENELPON)
Hallo!
INTERCUT
REZA(MENERIMA TELPON)
Ada apa nih, Nona? Tumben? Kangen ya ama aku? He he…

SINTIA(MENELPON)
Reza, ada yang ingin aku bicarakan dengan Kamu. Penting!
INTERCUT
REZA(MENERIMA TELPON)
Apa, Nona? Gak salah denger kan, aku? Emang mau ngomongin apa sih? Jangan bilang kalo kamu sekarang sudah mau terima cintaku? PAUSE
Waduh! Kalo bener kaya gitu, aku seneng banget….

SINTIA(MENELPON)
Bukan! Bukan itu! Panjang ceritanya. Gak bisa kalo lewat telpon, gimana kalo kita ketemuan?

INTERCUT
REZA(MENERIMA TELPON)
Ketemuan? Boleh. Boleh banget. Kapan Nona?

SINTIA(MENELPON)
Nanti malam jam tujuh di restoran New Nirwana.

INTERCUT


REZA(MENERIMA TELPON)
Oke, dengan senang hati Nona. Aku pasti datang tepat waktu. Sampai ketemu nanti malam, Nona.

Tanpa berbasa-basi lagi Sintia langsung menutup telponnya.

INTERCUT
REZA
Ups ditutup…

CUT TO

18. INT. RESTORAN NEW NIRWANA–MALAM
Jam tujuh kurang lima menit Reza sudah sampai di restoran. Sementara Sintia belum tampak. Kemudian, seorang pelayan menghampiri Reza dan menanyainya mau memesan apa. Reza tidak memesan dulu, dia mengatakan pada si pelayan sedang menunggu temannya. Tidak lama kemudian Sintia tiba di tempat itu. Dengan gayanya yang flamboyan Reza mmpersiapkan kursi untuk gadis ini dan mempersilahnya duduk. Pelayan kembali menghampiri mereka, Reza dan Sintia pun memesan makanan. Tidak harus menunggu lama makanan datang. Mereka pun terlihat mengobrol sambil menyantap makanannya. (Hanya berupa visualisasi gambar, suara para pemain hanya berupa lipsing).
Mendadak Sintia meletakan sendok dan garpunya dengan sedikit keras. Dia tampak sedikit emosi.

SINTIA
Apa? Ada syaratnya?

REZA
Iya, tentu saja Nona, ada syaratnya.


SINTIA
(geram)
Kamu…

REZA
(santai, menggoda)
Semua tergantung padamu, Nona. Kalo gak mau, lebih baik cari orang lain.

Sintia terdiam sesaat untuk berfikir.
SINTIA
Oke! Apa syaratnya?
REZA
Santai dulu, Nona. Beri waktu semalam, aku akan buat surat perjanjiannya dulu.

SINTIA
Apa? Pake surat perjanjian segala?

REZA
Tentu saja Nona. Jaman sekarang semuanya harus jelas hitam di atas putih. Untuk berjaga-jaga saja….

REZA(CONT ‘ D)
Gimana Nona? Masih berminat?

SINTIA
Oke! Aku setuju, Bung! Kapan aku harus tanda tangan surat perjanjiannya?

REZA
Besok siang aku ke kantormu, okey?
SINTIA
Oke! Aku tunggu!

Reza yang melemparkan senyuman andalannya pada gadis yang berada di depannnya itu, dengan maksud untuk menggoda Sintia.

CUT TO

19. INT. RUANG KANTOR SINTIA–SIANG
Reza dan Sintia duduk saling berhadapan. Sintia tengah membanca surat perjanjian yang sudah dibuat Reza.
REZA(O/S) ~ seolah sedang membacakan isi surat perjanjian.
1.      Sintia harus mau berpacaran dengan Reza. Masa penjajakan cinta selama satu bulan. Apabila setelah satu bulan kedua belah pihak merasa cocok satu sama lain hubungan cinta dilanjutkan. Kalau ternyata setelah satu bulan tidak merasa cocok hubungan berakhir secara baik-baik dan menjadi sahabat.
2.      Sintia harus membantu Reza mendapatkan pekerjaan tetap dengan posisi yang bagus.
3.      Sintia harus bersikap baik pada Reza. Kedua belah pihak harus saling perhatian, menyayangi dan menghormati.

SINTIA
(emosi, berbicara dengan nada tinggi) 
Perjanjian macam apa ini?

REZA
Perjanjian cinta pertama kita, Sayang….

SINTIA
(geram)
Ini tidak masuk akal. Aku gak mau!
REZA
Terserah! Kalo gitu cari orang lain saja…

Sintia tertegun, dia benar-benar bingung tidak tau harus memutuskan apa.

REZA
Kalo kamu keberatan dengan syarat nomer pertama? Itu Cuma sebulan doing, ko? Setelahnya…kelanjutan nasib hubungan cinta kita tergantung sepenuhnya padamu, Sayang… Mau jadi kekasih selamanya…atau…jadi sahabat!

SINTIA
Siapa yang mau jadi sahabatmu? Apalagi… kekasih? PAUSE
Tidak mungkin!

REZA
Terserah, Kamu… Sayang…

Sintia kembali terlihat tertegun. Mendadak dalam benaknya muncul bayangan Pak Rudi.

INSERT  Wajah Pak Rudi yang seolah sedang marah padanya karena tidak mengikutsertakan Reza dalam iklan mereka.

SINTIA
(sambil menarik napas dalam seolah tengah menanggung beban yang berat)
Oke… PAUSE
Dimana aku harus tanda tangan?

Akhirnya Sintia pun menandatangi surat perjanjian itu begitupun dengan Reza.

CLOSE UP : Surat Perjanjian yang sudah ditandatangani Reza dan Sintia.

Kemudian Reza memasukan surat perjanjian miliknya ke map plastik merah.

REZA
(sambil mengulurkan tangan pada Sintia)
Mulai sekarang kita menjadi partner cinta, Sayang…
Sintia dengan lesu menerima uluran tangan dari Reza.

CUT TO

20. INT. LOBI KANTOR SINTIA
Reza berjalan dengan semangatnya. Di tanganya ada sebuah map plastik merah  yang berisi surat perjanjiannya dengan Sintia.

REZA
(sambil berteriak)
Yes ! Semua berjalan dengan sangat sempurna. Thanks… God

Reza pun berjalan dengan yakin dan percaya diri keluar dari kantor itu. Dia sama sekali tidak memperdulikan orang-orang di sekelilingnya yang melihatnya dengan keheranan.

CUT TO

21. EKS. PERKAMPUNGAN ANAK JALAN
Sekelompok kru tengah bersiap untuk syuting iklan. Sang sutradara tampak sedang memberikan pengarahan pada sekelompok anak jalanan dan juga Reza yang tidak lain adalah pemain dari iklan yang akan dia direct. Kameramen, boomer sudah ready di posisinya masing-masing. Sintia dan Pak Rudi tampak sedang mengawasi mereka.

Potongan proses syuting pun dimulai.
REZA
Bernyanyilah dari hati. Harus semangat! Anggaplah jalanan sebagai panggung kalian. Yakinlah suatu saat kalian akan berada dia atas panggung sesungguhnya. Semangat! Cayo!

ANAK-ANAK JALANAN
(dengan sangat bersemangat dan sangat kompak)
Oke, Bang! Semangat!

KAMERA MOVE TO : Kameramen dan boomer yang tengah menjalankan tugasnya.
SUTRADARA(O/S)
CUT!

SUTRADARA
Okey! Perfect! Syuting selesai….

Semua kru syuting berteriak senang karena proses syuting telah selesai.

Pak Rudi berjalan menuju ke arah Reza dan anak-anak jalanan.

PAK RUDI
Akting kalian bagus sekali. Alami! Terlihat sangat nyata.

Reza dan anak-anak jalanan saling tersenyum senang mendengar perkataan Pak Rudi barusan.
PAK RUDI (CONT ‘ D)
(sambil menjabat tangan Reza dan anak jalanan satu persatu)
Terima kasih… Terima kasih…
Sintia hanya memperhatikan mereka dengan perasaan puas dan senang.
CUT TO
22. INT. RUANG KANTOR SINTIA–SIANG
Reza, Sintia dan Pak Rudi tengah melihat hasil akhir iklan yang baru saja mereka garap lewat layar tv.

PAK RUDI
Sangat perfect! Saya yakin pesan dari iklan layanan masyarakat ini akan sampai!

PAK RUDI (CONT ’ D)
(sambil menoleh ke arah Reza)
Kalian memainkannya dengan sangat bagus sekali. Saya sangat puas. Keputusan untuk menjadikan Reza sebagai salah satu bintang iklan ini memang sangat tepat.

REZA
Terima kasih. Pak Rudi terlalu memuji.

PAK RUDI
(sambil menoleh ke arah Sintia)
Konsep Bu Sintia juga sangat bagus. Saya sangat beruntung bisa bekerja sama dengan kalian. PAUSE
Saya melihat kalian berdua sangat kompak sebagai partner kerja.

Sintia dan Reza saling berpandangan, kemudian Reza tersenyum ke arah Pak Rudi.

PAK RUDI
Baiklah, saya pergi dulu, masih ada urusan lain. Terima kasih untuk kerja samanya. Saya sangat puas. Semoga di lain kesempatan kita bisa bekerja sama lagi.

Pak Rudi pun menjabat tangan Reza dan Sintia. Kemudian pergi meninggalkan kantor itu.
Setelah Pak Rudi pergi, Reza sengaja pindah agar bisa duduk sangat dekat dengan Sintia.
REZA
Sekarang, tinggal kita berdua, Sayang…

SINTIA
(sambil bergeser duduknya)
Mau apa, Kamu?

REZA
Idih… Manis bener pacarku ini… PAUSE
Boleh dong kalo aku ingin dekat-dekatan ama pacarku sendiri… Kangen tau, Beb

SINTIA
Udah deh… Jangan banyak tingkah… Jijik tau’ ngeliatnya….

REZA
Jijik apa jijik Say… Ko’ yang terlihat di matamu aku ngliat yang sebalikanya…
PAUSE
Penuh rasa cinta….

SINTIA
Tolong, jaga sikapmu… Ini kantor!

REZA
(terus saja menggoda Sintia)
Ouw.. ouw… Galaknya…

Sintia berdiri dari kursi tamu berjalan menuju ke meja kantornya.

REZA
Gini lo’ Say, aku kan sudah memenuhi tanggungjawabku menyelesaikan proyek iklan itu. Sekarang tinggal Kamu, Honey, yang harus memenuhi janjimu…

SINTIA
(pura-pura tidak tau)
Emang aku punya janji apa padamu? Aku sama sekali tidak ingat… Atau jangan-jangan memang tidak ada janji yang harus aku penuhi….

Reza berjalan ke arah Sintia, mendekatkan wajahnya kea rah wajah gadis itu. Sintia pun berusaha untuk menjauhkan wajahnya sejauh mungkin, walaupun sama sekali tidak merubah keadaan, wajah mereka tetap saja berjarak sangat dekat hanya beberapa senti saja. Kemudia mereka pun saling berpandangan. Entah kenapa, entah ada energi magnet dari mana, mendadak mata mereka tidak bisa lepas saling memandang. Setelah lama berselang, akhirnya Sintia dapat kembali menguasai dirinya, dia pun berdiri dari kursinya.

SINTIA
(bertanya ngasal, sekenanya)
Janji apa? Aku lupa…

REZA
Itu lo’ Beb, perjanjian nomer dua. Kamu harus membantuku untuk mendapatkan pekerjaan…

SINTIA
(acuh tak acuh)
Oh… Yang itu…
REZA
Gimana Beb? Please bantu aku dong…

SINTIA
Emang gak malu minta kerjaan ama cewe? Dimana harga dirimu sebagai laki-laki?

REZA
Justru dengan mendapatkan pekerjaan darimu aku bisa kembali menegakan harga diriku sebagai laki-laki sekaligus sebagai manusia…

Jawaban Reza barusan membuat Sintia sedikit tersentuh. Dia memikirkan lagi kata-kata untuk mencela Reza. Dia hanya terdiam. Melihat Sintia hanya terdiam Reza melihat celah untuk kembali memohon pada gadis itu.

REZA(CONT ‘ D)
Please Honey…

SINTIA
Oke ! Tampaknya kali ini nasibmu sedang beruntung. Ada posisi kosong di bagian kreatif. Kalo berminat Kamu bisa mulai kerja besok…

REZA
(sambil berlari ke arah Sintia)
Oke, Sayang! Terima kasih banyak…

Karena saking senangnya Reza refleks berlari ke arah Sintia dan memeluk gadis ini. Sintia ingin melepaskan pelukan pemuda itu, tapi ternyata pelukannya sangat erat, membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa lagi, hanya bisa membiarkan Reza memeluknya dalam waktu yang lumayan lama. Sementara itu Reza tengah senyum-senyum sendiri membayangkan dirinya besok sudah mulai bekerja, dia sama sekali tidak sadar kalau dia masih memeluk Sintia. Setelah beberapa lama Reza tersadar dan segera melepaskan pelukannya. Dia pun segera berlalu keluar.

REZA
Sampai bertemu besok, Sayang….

Sintia hanya bisa memandangi saja, heran dengan tingkah pemuda itu.

SINTIA
Ngidam apa mamahnya waktu mengandung dia… Baru kali ini aku nemuin manusia super PD sekaligus narsis abis kaya dia… Jangan sampai aku punya anak kaya dia… Ampun deh…

Sintia membuka laci meja kerjanya dan mengambil sesuatu dari situ--cermin. Lalu gadis ini memperhatikan wajahnya di cermin itu. Rupanya Sintia terusik pada perkataan Reza tadi yang mengatakan melihat ada cinta untuk Reza di matanya.

SINTIA
(Sambil bercermin)
Cinta apanya… Gak mungkin, ada cinta di mataku? Kalo muak dan sebal… sih iya ! PAUSE
Idih… lagian ngapain aku pikirin omongan dia…gak penting banget sih…. Aduh! Celaka… jangan-jangan gara-gara kebanyakan bergaul bersama si Reza gila itu mebuat otaku jadi kacau juga nih… Ah… gak… gak… jangan sampai deh….

CUT TO

23. INT. KANTOR REZA–SIANG
Di kantor barunya Reza punya ruangan sendiri, walaupun ruangannya tidak begitu luas. Tidak terasa sudah dua minggu Reza bekerja di kantor ini. Pagi ini Reza juga tengah sibuk bekerja, dia mendapat tugas untuk membuat konsep sebuah produk mie instant. Setelah lama sibuk di depan layar monitornya dia beristirahat sejenak. Tidak sengaja matanya tertuju pada kalender duduk yang terpajang di mejanya.

REZA(V.O)
Wah, tidak terasa aku sudah dua minggu bekerja. Sejauh ini semuanya berjalan sangat lancar. Setelah bekerja aku merasa begitu hidup. Serasa menjadi manusia yang utuh. Thanks God…

FLASHBACK (Hanya berupa gambar visual ~ suara diLipsing)
  1. Reza tengah meeting bersama teman-teman kerjanya.
  2. Reza sedang melakukan observasi di suatu tempat, diaman tempat itu direncakan menjadi lokasi syuting iklan.
  3. Reza tengah persentasi di depan bos dan teman kerjanya.
FLASHBACK BERAKHIR

Mendadak telpon di ruangan Reza berdering.

REZA(MENERIMA TELPON)
Ya, Hallo…

TEMAN KERJA REZA(O/S)
Za, kita meeting di ruangan Bu Sintia sekarang.

REZA(MENERIMA TELPON)
Oke…

CUT TO

24. INT. RUANG KERJA SINTIA–SORE
Reza, Sintia, Riko dan Amara tengah meeting mengenai proyek iklan yang sedang mereka tangani. Mereka tergabung dalam satu tim menggarap iklan sebuah produk mie intant.



SINTIA
Oke, meeting selesai. Sekarang, kita lakukan tugas kita masing-masing. Riko menyiapkan para pemain. Amara menyiapkan peralatan. Reza menyiapkan lokasi. Berhubung Reza masih baru di bidang ini saya akan menemani Reza langsung untuk memastikan persiapan lokasi berjalan oke.

AMARA
Oke, Bu. Saya akan pastikan persiapan peralatan berjalan sempurna.

RIKO
Oke, Bu Sintia. Semua pemain sudah deal, cuma tinggal mengontak ulang saja.

SINTIA
Oke kalo gitu. Good Luck ya…

Kemudian mereka berempat saling berpautan tangan. Dan, meneriakan kata “cayo” bersama-sama sebagai simbol saling menyemangati sesame rekan satu team.

Amara dan Riko segera keluar bergegas mengerjakan tugasnya masing-masing.

REZA
Kapan kita berangkat, Beb?

SINTIA
Tahun depan ! Ya, sekaranglah, kapan lagi? PAUSE
Satu lagi, ini kantor jangan memanggilku seperti itu, tidak enak kalo didengar karyawan yang lain.

REZA
Tenang Beb, kondisi aman, tidak ada yang dengar kecuali kita.
PAUSE
Beb, sekarang kan sudah sore emang gak akan kemaleman?

SINTIA
Kita dikejar deadline. Sudah tidak ada waktu lagi. Ayo berangkat…

REZA
Oke, Bos. Lets Go…

Tidak ingin menyia-nyiakan waktu lagi mereka pun langsung bergegas menuju lokasi syuting itu.

CUT TO

25. EKS. DAERAH PEDESAAN TERPENCIL–MALAM
Reza bersama Sintia tengah meluncur menuju lokasi syuting. Tempatnya lumayan jauh di Pangalengan Bandung. Perjalanan dari Jakarta membutuhkan waktu sekitar empat jam. Dan, parahnya lagi ternyata baik Reza maupun Sintia sama sekali tidak mengetahui letak lokasi yang akan mereka tuju. Walhasil mereka mutar-muter tidak jelas di daerah Pangalengan.

INTERCUT : Mobil yang ditumpangi Reza dan Sintia.
SINTIA
Gimana sih ? Mau kemana kita sebenarnya? Mau ke negeri Cina, ya? Dari tadi ko’ muter-muter gak jelas?

REZA
(Berusaha tetap tenang)
Ah Sayang nih, bisa aja, ke Cina mau apa Yang? Mau bulan madu? Ha ha ha…
SINTIA
Ada yang lucu gitu? Sampe kapan, kita muter-muter gini? Kayanya semua pelosok Pangalengan sudah kamu jelajahi… Jangan bilang kalo kamu memang sedang keliling pelosok pangalengan untuk bikin peta… Emang gitu, ya?

REZA
Maunya sih gitu bisa masuk badan pemetaan Yang… Tapi sayang IQnya gak sampe Yang… Ha ha ha….

Reza yang tengah menyetir sambil mengamati keadaan sekeliling mendadak menghentikan mobilnya dengan terpaksa, rupanya mobil mogok.

SINTIA
Kenapa, nih? Ko’ mogok?

Reza berusaha menyetarter mobil kembali, namun tetap saja tidak bisa. Dan, saat melihat ke arah alat pengukur bensin dia baru sadar kalau ternyata bensinya habis.
REZA
(Sambil menarik nafas panjang)
Bensinnya habis, Sayang…


SINTIA
Ko’ bisa sampe gak tau kalo bensinnya habis? Dasar ceroboh…

REZA
(Merasa bersalah)
Maaf Sayang… Tadi asik cari alamat sampe lupa perhatiin bensin…




SINTIA
Kamu memang gak bisa diandalkan, ya… Kelihatannya aku memang salah mengajak Kamu… Harusnya aku mengajak Riko, pasti gak begini kejadiannya…Ya Tuhan… Sialnya nasibku hari ini…
REZA
Aduh maaf banget ya, Sayang…

SINTIA
Ah sudahlah… Gak usah ngebahas itu lagi, gak ada gunanya. Sekarang kita pikirin mau gimana sekarang?

Reza tidak berkomentar. Dia justru sibuk mengamati keadaan sekeliling yang memang sudah sangat gelap.

REZA
Yang, di mobil ada senter gak?

SINTIA
Ada… ada…sebentar…
Sintia pun segera mengambil senter dan memberikannya pada Reza.

Reza keluar dari mobil diikuti Sintia.

REZA
Tampaknya mobilnya harus kita tinggal, Sayang...

SINTIA
Terus kita gimana?

REZA
Kita cari penginapan?

SINTIA
Mana ada penginapan di tempat sepi kaya gini?

REZA
Lantas mau gimana lagi, Sayang?

SINTIA
Ini semua gara-gara Kamu… Aku harus terdampar tidak jelas di tempat terpencil seperi ini…


REZA
Bukankah tadi Kamu yang ngotot kita harus pergi hari juga.
PAUSE
Sudahlah, Sayang, tidak ada gunanya kita terus bertengkar. Lebih baik kita cepat mencari penginapan sebelum hari bertambah malam.
Kali ini Sintia menuruti Reza, dia tidak banyak bicara lagi. Sebelum pergi mereka kembali sebentar ke mobil untuk mengambil tas dan ponsel. Kemudian, mereka pun pergi menembus kegelapan malam untuk mencari penginapan.

CUT TO
26. INT. FRONT OFFICE SEBUAH PENGINAPAN–MALAM
Penginapannya terlihat sangat sederhana dan tidak begitu besar. Tampak seorang laki-laki paruh baya seorang diri menjada di bagian depan penginapan sambil menonton tv. Tidak berapa lama kemudian Reza dan Sintia tiba di tempat itu.

PENJAGA PENGINAPAN
Selamat Malam… Ada yang bisa saya bantu?

REZA
Malem juga, Pak. Ada kamar yang kosong, Pak? Kami mau pesan dua kamar.
PENJAGA PENGINAPAN
Cuma ada kamar, Pak. Kebetulan sedang banyak pengunjung.

Reza dan Sintia saling berpandangan.

PENJAGA PENGINAPAN
Gimana Mas? Jadi ambil kamarnya?

REZA
Oke, Pak. Kami ambil kamarnya.

Mendengar itu, Sintia langsung menarik tangan Reza ke pojok ruangan.

SINTIA
Heh, apa maksudmu? Cuma satu kamar, loh?

REZA
Mau gimana lagi, Sayang? Daripada kita kedinginan dan kehujanan di luar?
Ketika mereka berdua sedang ribut-ribut di pojok ruangan, mendadak si penjaga penginapan memanggil mereka.

PENJAGA PENGINAPAN
Mas, ini kunci kamarnya…

REZA
Iya, Pak. Sebentar.

Setelah mengambil kunci kamar, Reza mengajak Sintia menuju kamar.

CUT TO

27. INT. KAMAR PENGINAPAN–MALAM
Setelah masuk kamar, mereka berdua saling pandang. Mereka bingung dengan kondisi kamar itu yang ternyata sangat kecil dan hanya ada satu tempat tidur yang juga kecil.

SINTIA
Cuma ada satu tempat tidur. Gimana? PAUSE
Kamu tidur di luar!

REZA
Tidur di luar? Yang benar saja, Sayang. Kan’ dingin…

SINTIA
Aku gak peduli. Kita bisa terdampar di tempat terpencil seperti ini juga karena Kamu.

REZA
Ayolah, Yang… Jangan terlalu sadis… Kita ambil jalan tengahnya saja, kita bagi dua tempat tidur ini? Kelihatannya begitu lebih bijaksana, Sayang…

SINTIA
(sambil mendorong Reza keluar)
Gak mau ! Cepat keluar…

Namun apalah daya, tenaga laki-laki terlalu kuat, Meskipun Sintia terus mendorong, Reza sama sekali tidak bergeming dari tempatnya. Malahan, Reza justru berlari menuju tempat tidur dan menghempaskan tubuhnya di kasur. Melihat itu tentu saja Sintia tambah kesal. Gadis ini langsung berusaha menarik tangan Reza keluar dari tempat tidur.


SINTIA
(sambil menarik tangan Reza)
Cepat Keluar…

Reza tetap tidak bergeming dari tempatnya, dia justru tersenyum santai sengaja ingin menggoda Sintia. Dan, dalam hitungan detik Reza berhasil menarik Sintia ke tempat tidur. Untuk sejenak mata mereka saling berpandangan.

SINTIA
Heh! Awas…Berat tau…

REZA
Gak mau…

Mendadak Sintia berteriak kesakitan.

SINTIA
Aduh… aduh…aduh…aduh….Kaki aku kram…

Reza spontan duduk, kemudian melihat kaki Sintia yang kram.

REZA
Mana… Mana yang kram?

SINTIA
(sambil menendang kaki Reza)
Ini yang kram… Rasain Loe

Reza pun jatuh terpental ke tempat tidur, dengan cepat Sintia lantas menarik tangan laki-laki ini. Akhirnya Reza pun mengalah. Dia keluar kamar sambil membawa bantal.

REZA
Hati-hati ya, Sayang… Di sini kan sepi… Banyak….
Ih serem… Kalo butuh aku panggil aja, aku pasti langsung dating… Oke Sayang….

SINTIA
Cepet keluar…

Reza pun bergegas menuju pintu sambil membawa bantal dan selimut.

CUT TO

28. INT. DEPAN KAMAR PENGINAPAN–MALAM
Kebetulan di depan kamar ada kursi panjang yang bisa dijadikan tempat untuk tidur. Reza pun membersihkan kursi itu. Ketika mendadak ada laki-laki yang memanggil namanya yang tidak lain adalah Kevin sepupunya.

KEVIN
Reza!

Mendengar namanya dipanggil Reza segera menoleh.
REZA
(Terkejut)
Kevin? Ngapain di sini?

KEVIN
Kebetulan sekali ya, kita bisa bertemu di sini. Aku ada tugas dari kantor, kemalaman, jadi terpaksa menginap di sini. Kalo Kamu ? Gimana ceritanya bisa ada di sini?

REZA
(Setengah berbisik)
Sama. Aku juga ada tugas kantor.
Reza menjawab pertanyaan Kevin itu dengan setengah berbisik. Karena takut terlihat oleh Sintia dia bersama Kevin, Reza pun menarik tangan Kevin untuk menjauh dari tempat itu.

CUT TO

29. INT. KAMAR PENGINAPAN–MALAM
Reza tengah bersiap untuk tidur. Tapi entah kenapa gadis ini tetap tidak bisa memejamkan matanya. Dia tampak sangat gelisah. Rupanya dia tengah memikirkan Reza yang tidur di luar. Sebenarnya Sintia tidak tega membiarkan pemuda itu tidur kedinginan di luar ditemani nyamuk.

SINTIA
Apa aku terlalu kejam? Tapi semua ini kan salahnya…Lagian dia kan laki-laki harus tahan banting…PAUSE
Tapi….  Di luar sangat dingin…

Sintia kembali tertegun tampak tengah mempertimbangkan sesuatu.

SINTIA(CONT ‘ D)
Tidak bisa ! Aku gak sekejam itu. Aku harus mencarinya…

Sintia pun bergegas keluar kamar.

CUT TO

30. INT. DEPAN KAMAR PENGINAPAN–MALAM
Sintia yang tiba di depan kamar tampak bingung karena tidak mendapati Reza di situ. Hanya ada bantal dan selimut, sementara Reza tidak tampak batang hidungnya.


SINTIA
Kemana perginya si Narsis itu? Cepet banget menghilangnya? Kaya siluman aja…

Sintia mengamati sekeliling berusaha memastikan kalau Reza benar-benar tidak ada di tempat itu. Penasaran dengan keberadaan Reza, Sintia memutuskan untuk mencari laki-laki itu. Sintia pun bergegas keluar.
CUT TO
31. EKS. HALAMAN PENGINAPAN–MALAM
Sadar keberadaan Kevin di tempat itu bisa membuat Sintia curiga, Reza  sengaja mengajak sepupunya itu menjauh dari kamar Sintia. Kemudian, Reza mengajak sepupunya itu menuju halaman penginapan.

REZA
Celaka Vin… Celaka…

KEVIN
Celaka apanya? Aku gak ngerti…

REZA
Sintia ada di sini, Vin. Jangan sampai dia tahu kalo kita saling kenal… Dia bisa curiga…

KEVIN
Sintia di sini? Ko’ bisa? Ato… Jangan-jangan kalian datang berdua ya…

REZA
Panjang ceritanya… Sekarang yang terpenting, Sintia tidak boleh sampai tau kalau kita saling mengenal… Apalagi kalau sampai tau kalau kita sodara sepupu…

Kevin hanya terdiam, dia tidak berkomentar apa-apa atas pernyataan sepupunya barusan. Reza pun melanjutkan pernyataannya lagi.

REZA
Jangan sampai semuanya terbongkar, Sobat. Semua rencana busuk kita waktu itu… Kalau sampai terbongkar, matilah aku, Vin…

INTERCUT
Sintia yang sengaja mencari Reza, sampai juga di tempat kedua sepupu itu tengah bicara. Gadis ini pun menguping dari balik pintu tidak jauh dari tempat mereka bicara. Mendengar pernyataan Reza barusan gadis ini sangat terkejut.

KEVIN
Dimana Sintia sekarang?

REZA
Sepertinya sudah tidur di kamarnya…

KEVIN
Tengan aja Za, Sintia tidak akan tau, semua masih aman…

 REZA
Gimana aku bisa tenang, Sobat. Ini bukan masalah biasa. Apa yang sudah kita lakukan pada Sintia sangat keterlaluan. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana reaksinya kalau tau aku sudah memanfaatkannya….

KEVIN
Tenang, Za… Jangan berfikir terlalu jauh…



REZA
Sebenarnya aku sangat menyesal, Vin… Aku menyesal sudah melakukan semua itu… Aku merasa perbuatanku itu sangat keterlaluan… PAUSE
Sengaja mendekati seorang perempuan… Hanya untuk memanfaatkannya… Agar bisa mendapatkan pekerjaan… Sungguh sangat memalukan…

INTERCUT
Di tempat dia menguping, Sintia sangat terkejut mendengar pernyataan terakhir Reza barusan. Berbagai perasaan bercampur aduk dalam hatinya; marah, sedih, kesal dan kecewa. Sintia pun tidak bisa menahan diri lagi, dia segera keluar dari tempat persembunyiaannya segera menghampiri Reza.

SINTIA
Aku gak nyangka ya, Za… Selain nyebelin ternyata Kamu juga brengsek! Aku kecewa Za… Benar-benar kecewa!

REZA
(Sangat terkejut)
Sintia ?

SINTIA
(Marah)
Aku sudah mendengar semuanya Reza… Kamu tidak lebih dari laki-laki tidak berguna yang sangat brengsek! Aku sangat menyesal harus kenal laki-laki macam Kamu…

Kevin yang menyaksikan kejadian itu hanya diam membisu tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Setelah merasa cukup melampiaskan kemarahannya Sintia segera berlalu meninggalkan tempat itu.

REZA
Sintia… Tunggu Sin… Dengar dulu penjelasanku…

Sintia terus saja berlalu dari tempat itu tanpa menghiraukan sama sekali perkataan Reza. Sementara itu Reza hanya bisa memandangi punggung gadis itu yang tengah berlalu masuk ke dalam penginanapan.
REZA
(Seolah berbicara pada dirinya sendiri)
Dengar dulu penjelasanku Sintia… Tidak semuanya sama seperti yang Kamu pikirkan….

CUT TO

32. INT. RUANG KANTOR REZA–SIANG
Sintia tengah tertegun di meja kerja Reza. Kemaren Reza yang merasa sangat bersalah memutuskan untuk resine dari kantor itu. Sintia terkenang kembali peristiwa kemaren saat Reza menyerahkan surat pengunduran dirinya.

FLASHBACK
Sintia tengah sibuk di depan laptopnya saat Reza mengetuk pintu dan segera masuk ke dalam ruangan itu.

REZA
(Penuh rasa bersalah)
Sintia, aku sungguh menyesal dengan semua yang telah terjadi… Aku bisa memahami jika Kamu sangat marah padaku… Tapi aku sangat berharap jika suatu hari nanti Kamu bisa memafkanku… Dan kita bisa berteman lagi seperti dulu…

Sintia tetap asik dengan laptopnya sama sekali tidak bergeming dengan semua pernyataan Reza barusan.

REZA(CONT ‘ D)
Oya Sin… Ini surat pengunduran diriku… Terima kasih sudah memberiku kesempatan bergabung dalam teammu… Semua itu sangat berkesan bagiku… Dan menjadi pengalaman yang sangat berharaga sebagai modal untukku melangkah ke depan dalam karierku….

Sintia tetap tidak bergeming.

REZA(CONT ‘ D)
Oke Sintia… Sekali lagi terima kasih banyak untuk semuanya… Sampai berjumpa lagi… Jaga dirimu baik-baik….

Reza pun berjalan dengan lesu meninggalkan ruangan itu.

Setelah Reza keluar dari ruangannya, Sintia baru beranjak dari layar laptopnya, gadis ini segera meraih surat pengunduran diri Reza, surat itu pun dibukanya.

FLASHBACK BERAKHIR

Mengenang peristiwa kemaren itu membuat hati Sintia menjadi sangat sakit dan perih. Tidak terasa air mata gadis ini mengalir membasahi kedua pipinya. Setelah beberapa saat Sintia pun mengusap air matanya. Kemudian Sintia berdiri dari kursi dan mengelilingi seisi ruangan itu dengan seksama seolah ingin mengenang keberadaan Reza yang pernah menjadi pemilik ruangan kosong itu.

Saat Sintia tengah asik dengan “dunianya” sendiri mendadak Amara anak buahnya masuk ke dalam ruangan itu. Baik Sintia maupun Amara sama-sama terkejutnya dengan keberadaan masing-masing.

AMARA
Eh… Bu Sintia… saya kira siapa Bu…

SINTIA
(Sedikit gugup)
Oh… Amara… Ada apa?

AMARA
Ini Bu… saya mau mengambil berkas pekerjaan milik Reza yang akan saya ambil alih… Bu Sintia sendiri sedang apa di sini…

SINTIA
(Menjawab sekenanya)
Oh… ini… sama… sama seperti kamu… mau mengambil berkas juga… Tapi sudah ko”… Silahkan kalo mau mencari… Kalo gitu saya kembali ke ruangan saya dulu ya…

Sintia pun segera berlalu meninggalkan ruangan itu. Sementara itu Amara memandanginya dengan tatapan heran. Dia melihat ada hal yang tidak biasa dari sikap Sintia kala itu.

CUT TO

33. INT. SEBUAH RESTORAN–SIANG
Sintia dan Kevin tengah makan di restorant itu sambil mengobrol. Laki-laki ini tengah memancing di air yang keruh. Setelah menyadari kalau ternyata dirinya masih menyayangi Sintia langsung memanfaatkan keretakan hubungan Reza dan Sintia untuk kembali mendekati gadis itu.

KEVIN
Kamu tidak terfikir untuk berdamai dengan Reza, Sin? Kasian dia Sin, sampai sekarang masih terus saja merasa bersalah…
Kevin berlagak seolah membela sepupunya, sengaja ingin mengambil rasa simpatik dari gadis ini.
SINTIA
Emang siapa yang bermusuhan dengan Reza? Aku sih damai-damai saja…

KEVIN
Damai apa damai nih… Masa kalau damai Reza sampai resine dari kantormu…

SINTIA
Aku gak pernah meminta Reza untuk resine… Dia sendiri yang berinisiatif begitu…

KEVIN
Dia merasa sangat bersalah padamu, Sin, sampai rela melepaskan pekerjaan yang sudah susah payah dia kejar. Sekarang, malahan kerja di kantor ayahnya. Padahal dulu dia sangat gengsi dan anti kerja di situ…

SINTIA
Oh… Reza sudah bekerja lagi? Baguslah… Aku ikut senang… Tapi… Bisa gak kalau kita gak ngomongin Reza lagi?

KEVIN
Ups… Sory… Oke kita cari topik lain ya… Ehm… Udah lama juga ya kita gak pergi berdua kaya gini…

SINTIA
Lama lah… Dua tahun kan?


KEVIN
Gak terasa ya… Dua tahun… Tapi… kelihatannya Kamu tidak berubah masih cantik seperti dulu…

SINTIA
Oya… Thankyu… Wah mulai keluar nih jurus-jurusnya…

KEVIN
Serius… Siapa pun juga kalau ditanya pasti menjawab sama, kalau Kamu memang cantik… Oya Sin… Kalau boleh tau sekarang lagi jalan ama siapa nih…

SINTIA
Jalan ama siapa? Ya, jalan ama Kamulah, kita sedang makan siang bareng kan
KEVIN
Bukan itu maksudku… He he he… Kira-kira aku masih punya kesempatan gak nih?

SINTIA
Aduh maaf ya Vin… Untuk sekarang-sekarang aku lagi gak ingin ngomongin hal-hal ginian… Aku lagi enjoy berteman aja…
KEVIN
Its Okey… Aku bisa menunggu….

KEVIN (CONT ‘ D)
Gimana enak gak makanannya?
SINTIA
Enak… Enak ko… Tau sendiri kan aku seneng sifut… Udangnya bener-bener nendang, rasanya…

Mereka tampak asik mengobrol. Kevin tidak ingin memaksakan keinginannya pada gadis ini, Dia menghormati keinginan Sintia yang lebih enjoy berteman biasa dulu.

CUT TO

35. INT. SEBUAH KAFE–SIANG
Reza sedang menyantap makanannya, dia sendirian. Tidak lama kemudian muncul sepupunya Kevin di tempat itu.

KEVIN
Hai, Sobat… Udah lama? Sory tadi ada urusan dikit di kantor…

REZA
Gak lama-lama banget ko’… Its okey… Sory aku makan duluan nih…

Kevin pun segera memesan makanan, tidak lama kemudian pesanannya pun datang. Kedua sepupu ini pun ngobrol sambil menyantap makanannya.

KEVIN
Gimana kerjaan barumu? Kerasan? Sukses pastinya kan

REZA
Ya… sejauh ini masih fine-fine saja… Aku masih berusaha untuk beradaptasi, Vin…
KEVIN
Namanya juga baru, Za… tentu masih harus banyak penyesuaian… Nanti lama-lama juga kerasan kaya di kantormu yang dulu… Oya gimana dengan hubunganmu dengan Sintia? Sudah baikan?

REZA
Baikan gimana? Dia masih marah banget ama aku… Kelihatannya butuh waktu lama untuk Sintia bisa memaafkanku Vin…
KEVIN
Ya sabar aja lah, Za… Aku yakin suatu saat nanti Sintia pasti bisa memaafkanmu… Aku tau banget dia orang yang besar hati… Dia cuma butuh waktu aja…

REZA
(Sambil bercanda)
Kelihatannya kamu tau banget ya, Sintia itu bagaimana… He he he…

KEVIN
Ah, Kamu nih, Za… Ya iyalah aku tau Sintia gimana, kita kan pernah jalan hampir dua tahunan…

REZA
Oya, Dua tahun? lama juga ya… Aku baru tau… Kamu gak pernah cerita sebelumnya….

KEVIN
Kami dulu jalan cukup lama… And putusnya gara-gara ulahku… Biasalah… waktu itu aku iseng, jalan ama Sisilia dan apesnya Sintia tau semua itu… Ya jelas habislah aku Za… Sintia langsung minta bubaran…

REZA
Dasar Sang Don Juan… Gak nyesel tuh kehilangan cewe seoke Sintia…

KEVIN
Nyesel Za… Tapi saying waktu sadar semuanya sudah terlambat… Makanya sekarang aku ingin berusaha kembali mengejar cinta Sintia, Za…

REZA
(Terkejut)
Kamu serius Vin? Lantas bagaimana dengan Tiara?

KEVIN
Aku putus Za… Tepatnya dua minggu lalu Tiara minta putus… Katanya sih kita sudah gak bisa saling cocok lagi… Tapi gak tau juga apa alasan dia yang sebenarnya… Mungkin udah gak tahan lagi ama aku kali…

Pernyataan Kevin itu membuat Reza sedikit syok. Dia tidak konsen mendengarkan sepupunya berbicara. Pikirannya justru melayang entah kemana.

REZA(V.O)
Kevin akan mengejar cinta Sintia lagi? Bagaimana dengan aku? Aku juga mencintai Sintia… Aku gak mau kehilangan dia…

Mendapat sepupunya hanya diam saja tidak menanggapi pernyataannya barusan, Kevin pun kembali melanjutkan perkataannya.

KEVIN
Sory Za… aku baru cerita sekarang…

REZA
(Bertanya sekenanya saja)
Iya, ko’ baru kasih tau sekarang sih…
KEVIN
Gak mungkin aku cerita… Kamu sendiri baru saja ada masalah dengan Sintia, aku gak mau nambah ruwet pikiranmu, PD banget ya aku, padahal palingan juga kalo aku cerita gak ada ngaruhnya buat Kamu, Ha ha ha….

REZA
Lagian buat apa aku simpati… Itu semua kan hasil dari ulahmu sendiri, Don Juan… Tau rasa kan sekarang, ditinggal cewe-cewe baik, Ha ha ha…
KEVIN
Itulah makanya Za… Aku mau mengejar cinta Sintia lagi… Tau sendiri aku kan gak bisa hidup sendiri… Malah kemaren aku berhasil mengajak Sintia makan siang lho…

REZA
Yang bener?

KEVIN
Iya, kemaren kita makan siang bersama. Ya, sejauh ini masih biasa-biasa saja sih… Tapi santai Sobat… Semuanya harus pelan-pelan… Tidak boleh terburu-buru… Ikuti saja prosesnya…

REZA
Aduh kalo masalah Sintia aku gak ikut-ikutan deh… Aku kapok… Masalahku saja belum selesai… Good luck aja deh Vin…
KEVIN
Oke… Tenang Za… besok-besok aku bantuin deh ngebujuk Sintia biar dia bisa maafin Kamu… Secara aku juga ikut andil dalam masalah itu… So, aku juga harus bertanggung jawab…
Mendadak ponsel Kevin berdering, ternyata itu dari kantornya, dia harus segera kembali ke kantor, ada klien yang menunggunya. Kevin pun segera berpamitan dan meninggalkan tempat itu.

KEVIN
Za, sory nih aku harus balik kantor sekarang…


REZA
Oke… Santai aja Sobat…

Kevin pun segera bergegas meninggalkan kafe itu.

Sepeninggal sepupunya, Reza mendadak diam terpaku. Pernyataan Kevin tadi sangat mengusik hatinya. Sebenarnya hatinya sangat tidak rela jika Kevin kembali mengejar cinta Sintia. Karena dia juga mencintai Sintia ! Namun, dia belum berani berbicara yang sejujurnya tentang perasaannya itu termasuk pada Kevin. Semua yang dia tampilkan pada Kevin barusan hanyalah sandiwara belaka.
REZA(V.O)
Kevin bakalan mengejar cinta Sintia lagi… Haruskah aku merelakannya? Apakah Kevin bisa membahagiakan Sintia? Ya Tuhan… Kenapa jika ingat akan kehilangan Sintia untuk selamanya hati ini menjadi sangat sakit…

Reza menarik nafas panjang, menandakan sedang menahan beban yang berat di hatinya.

CUT TO

34. INT. RUANG MEETING–SEBUAH KANTOR – SIANG
Sintia bersama bosnya Pak Edwin tampak tengah mendiskusikan sesuatu. Mereka diundang Pak Rama untuk mempersentasikan rancangan iklan perusahaan mereka. Sebenarnya bukan mereka saja yang diundang untuk persentasi. Ada perwakilan dari perusahaan Smartindo Coorporation menjadi pesaing mereka juga diundang untuk persentasi. Sintia dan bosnya dating lebih awal. Sementara Pak Rama dan juga pihak dari Smartindo Coorporation belum tiba di tempat itu.

PAK EDWIN
Sin, Pak Rama nih orangnya sangat menghargai performa seseorang. Nanti saat persentasi harus menampilkan yang The Best, okey?
SINTIA
Pasti Pak. Saya akan berusaha sebaik mungkin.

Saat Sintia dan Pak Edwin tengah berbincang, perwakilan dari perusahaan pesaing tiba di tempat itu. Betapa terkejutnya Sintia saat menyadari yang menjadi pesaingnya tidak lain adalah Reza. Pemuda ini datang bersama bosnya mewakili Smartindo Coorporation. Reza juga mengalami keterkejutan yang sama saat melihat keberadaan Sintia di tempat itu. Namun, laki-laki ini bisa cepat mengendalikan dirinya dan segera menyapa Sintia.

REZA
(Sambil mengulurkan tangan ke arah Sintia)
Hallo Sintia… Pha kabar… Senang bisa bertemu Kamu di sini…

SINTIA
(Berusaha bersikap setenang mungkin)
Hallo juga Reza… Tidak menyangka bisa bertemu Kamu di sini…

Reza dan Sintia belum sempat berbicara lebih banyak karena Pak Rama sang calon owner tiba di ruangan itu. Beliau pun segera menyapa para tamunya.

PAK RAMA
Selamat siang semuanya….

Kemudian dibuat adegan Reza dan Sintia yang saling bergantian melakukan persentasi (hanya berupa gambar, suara dilipsing saja).

Setelah kedua perusahaan selesai mempresentasikan rancangan iklan mereka. Sekarang tiba giliran Pak Rama memutuskan siapa yang menjadi pemenangnya.



PAK RAMA
Okey… Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas kehadiran rekan-rekan semua… Sungguh, keputusan yang sangat sulit… Dua-duanya sangat menarik dan brilliant… Tapi mau tidak mau saya memang harus memilih salah satu… PAUSE
Dan, untuk proyek iklan kali ini saya harus bekerja sama dengan Smartindo Coorporation…

Ternyata perusahaan Reza lah yang menjadi pemenangnya. Sintia dan bosnya pun harus menerima kekalahan ini dengan besar hati. Mereka pun segera menyalami pihak Smartindo untuk mengucapkan selamat.

SINTIA
Selamat ya, Za… Persentasinya sangat bagus… Kamu hebat…

REZA
Makasih… Persentasi Kamu juga sangat memukau… Ini hanya masalah luck saja…

Setelah berbasa-basi sebentar dengan para tamunya Pak Rama segera pergi meninggalkan ruangan.

Reza tampak berbincang dengan sintia, begitupun dengan bos-bos mereka. (Hanya berupa gambar, suara dilipsing).

Reza bersama bosnya pergi lebih dulu. Sementara itu Sintia masih berbincang dengan bosnya. Saat akan pergi meninggalkan ruangan itu Sintia menyadari ada sebuah laptop yang tertinggal di sana. Dan, dia pun bisa segera tahu kalau laptop itu milik Reza.

SINTIA(V.O)
Itu kan laptop milik Reza… Haruskah aku membawanya?
PAK EDWIN
Laptop siapa itu, Sin?

SINTIA
Sepertinya milik Reza, Pak…

PAK EDWIN
Kamu bawakan saja, Sin… Kamu akrab kan ama Reza…

SINTIA
Iya Pak… Saya akan bawa laptopnya…

Sintia bersama bosnya pun segera bersiap untuk meninggalkan tempat itu.

CUT TO

35. INT. KAMAR SINTIA–MALAM
Setelah sepanjang hari berkutat dengan segudang aktifitas kini saatnya bagi Sintia untuk beristirahat. Gadis ini pun duduk di atas ranjangnya. Kemudian tanpa sengaja mata sang gadis tertuju pada laptop yang tergeletak manis di atas meja riasnya. Melihat laptop itu tampaknya mengingatkan gadis ini pada si pemilik laptop -- Reza. Ingatan Sintia pun melayang pada kenangan-kenangan manisnya bersama Reza.

FLASHESS
  1. Adegan singkat pertemuan pertamanya dengan Reza : Saat Sintia bertabrakan dengan Reza yang menyebabkan ponsel milik Reza jatuh dan rusak (Penggalan scene 04).
  2. Adegan singkat saat Reza membantu Sintia menggantikan bannya yang gembos (Penggalan scene 09).
  3. Adegan singkat insiden ciuman tidak sengaja Reza dengan Sintia (Penggalan scene 10).
  4. Adegan singkat saat Reza syuting iklan bersama anak jalanan (Penggalan scene 21).
  5. Adegan singkat saat Reza dan Sintia kehabisan bensin ketika mereka hendak survey lokasi untuk iklan di Pangalengan Bandung (Penggalan scene 25).
  6. Adegan singkat pertemuan tidak terduga Reza dan Sintia di kantor Pak Rama (Penggalan scene 33).
FLASHESS BERAKHIR

Sintia menarik nafas panjang menahan beban hati yang tengah dia rasakan.

SINTIA (V.O)
Reza… Reza… Kenapa bayanganmu tidak pernah bisa hilang dari ingatanku… Kenapa hati ini tidak pernah bisa sepenuhnya membencimu… Mulutku bisa saja terus-menerus berkata “aku membencimu…” Tapi sungguh hatiku tidak begitu… Kepergianmu dari hidupku membuatku merasa ada sesuatu yang sangat penting telah hilang… Membuatku begitu kehilangan…

Sintia kembali tertegun, ingatannya melayang kembali pada peristiwa tadi siang saat Reza mempresentasikan rancangan iklannya dengan sangat bagus. Semua orang di tempat persentasi mempunyai penilaian yang sama bahwa performa Reza saat itu memang sangat memukau.

FLASHBACK : Adegan saat Reza persentasi (Penggalan scene 33)

SINTIA (V.O)
Ternyata di balik sikap seenaknya… Dia punya potensi yang sangat besar… Dan sekarang di luar sana… tanpa aku… Reza justru bisa berkembang pesat dan membuktikan kemampuan dirinya…

Sintia melangkah ke arah meja riasnya, mengambil laptop milik Reza, lalu kembali lagi ke tempat tidurnya. Kemudian hanya mengikuti kata hatinya saja laptop milik Reza itu dia nyalakan. Satu persatu isi laptop itu dibukanya, kemudian sampailah dia pada file foto milik Reza. Sintia menemukan sesuatu yang diluar dugaannya. Dalam file foto itu selain foto-foto proyek iklan ternyata juga ada kumpulan foto-foto Sintia.

ZOOM IN : Foto-foto Sintia dalam berbagai peristiwa yang terdapat di laptop milik Reza.

SINTIA(V.O)
Kapan dia mengambil foto-foto ini? Ko’ aku bisa gak sadar ya…

Melihat foto-foto dirinya ada di laptop Reza, ada perasaan bahagia yang menjalar di hati Sintia. Perasaan gadis ini pun berbunga-bunga. Saking senangnya dia sampai senyum-senyum sendiri.

Karena ingin tahu ada apa lagi di laptop milik Reza gadis ini kembali membuka-buka setiap file di dalamnya. Mendadak mata gadis ini terpaku pada sebuah folder file yang bernama “Mine”.

ZOOM IN : Nama folder dalam laptop yang bernama : Mine.

Ternyata folder Mine itu berisi curahan hati Reza yang dia tuangkan dalam bentuk tulisan. Tentu saja Sintia semakin penasaran. Tanpa ragu lagi dia pun segera membacanya.

SINTIA(V.O)
Sintia… Sebuah nama yang sangat istimewa untukku… Sebuah nama yang selalu membayangi hari-hariku. Meskipun aku menolaknya. Meskipun aku menyangkalnya. Meskipun aku mengusirnya. Dia selalu datang dan datang lagi…
Ya Tuhan… Apakah ini karma darimu? Karena keisenganku dahulu… Keisengan yang tidak pernah aku pikirkan dampak buruknya… Tapi sungguh Tuhan…aku tidak ada pikiran sama sekali untuk memanfaatkannya… Sama sekali tidak ! Yang aku pikirkan saat itu hanyalah bagaimana caranya bisa mendapatkan pekerjaan tanpa bantuan ayahku. Agar aku bisa membuktikan pada Beliau bahwa aku bisa mandiri tanpa bantuannya. Agar Beliau tidak meremehkan aku lagi…
Tapi… aku benar-benar tidak menyangka jika keisenganku itu bisa membuat hatiku sangat sakit… Sakit karena Sintia membenciku… Sakit karena Sintia tidak mau bertemu denganku lagi… Dan yang paling menyakitkan… aku tidak bisa bersama Sintia lagi…
Ya Tuhan… tolonglah hamba…
Sintia maafkanlah aku…

Setelah membaca semua curahan hati Reza gadis ini tertegun perasaannya campur aduk tidak karu-karuan antara tidak menyangka, senang, bahagia dan juga bingung. Laptop Reza pun dimatikannya. Sintia pun membaringkan tubuhnya di ranjang, matanya menatap kosong ke arah langit-langit kamar, pikirannya tengah asik memikirkan sesosok laki-laki yang selama ini selalu saja mengganggu pikirannya yang tidak lain adalah Reza.

CUT TO

36.  INT. RESTORANT NEW NIRWANA–SIANG
Reza tampak tengah sendirian menyantap makanannya. Laki-laki ini sengaja makan di restoran New Nirwana ini. Kerinduannya pada Sintia kian hari kian tak tertahankan lagi. Makanya Reza sengaja makan di restoran di mana dia pernah menghabiskan waktunya berdua Sintia di restoran ini.

INTERCUT
Sintia berjalan memasuki restoran. Rupanya gadis ini juga merasakan hal yang sama seperti apa yang dirasakan Reza, makanya dia sengaja memilih makan di restoran New Nirwana ini. Sintia menuju tempat yang masih kosong. Baru saja dia hendak mencari pelayan untuk memesan makanan mata gadis ini tertuju pada sosok Reza.

SINTIA(V.O)
Reza… Ya Tuhan… Sungguh kebetulan sekali…

Tanpa menunggu lama Sintia langsung menghampiri meja Reza.

SINTIA
Hallo Reza… Kebetulan sekali kita bisa bertemu di sini…

REZA
(Terkejut)
Sintia… Kamu di sini juga?

SINTIA
Boleh aku duduk di sini?

REZA
(Sambil berdiri dan menyiapkan kursi untuk Sintia)
Boleh… boleh… tentu saja Nona…

Reza segera memanggil pelayan. Sintia pun memesan makanannya. Tidak lama makanan pesanan Sintia datang. Kedua insan yang sama-sama memendam cinta ini pun mengobrol sambil menyantap makanannya.

SINTIA
Di ruang persentasi kemarin tidakkah Kamu merasa kehilangan sesuatu?

REZA (V.O)
Tentu saja aku kehilangan… Kehilangan Kamu Sayang…

Mendapati Reza yang hanya diam tidak menjawab pertanyaannya Sintia pun kembali bertanya.

SINTIA
Barang yang penting. Perlengkapan kerjamu…

Mendengar pernyataan terakhir Sintia barusan, Reza pun teringat pada laptopnya yang dikiranya sudah hilang.

REZA
Oya… Laptopku… Apakah Kamu tau, Sin?

SINTIA
(Berusaha mencairkan suasana)
Kira-kira aku dapat apa, kalo aku bisa memberi tahumu dimana keberadaan si laptop itu sekarang?

REZA
Apapun yang Kamu minta Nona….

SINTIA
(Sambil tertawa)
Benarkah?

Reza yang melihat Sintia tertawa, memandanginya dengan tatapan penuh cinta. Hatinya sangat bahagia seolah mendapatkan kembali sesuatu yang telah hilang dari hari-harinya.

Sintia yang segera menyadari tingkah Reza ini segera bertanya.


SINTIA
Hey… Kenapa menatapku seperti itu? Seperti tidak pernah melihat orang tertawa sebelumnya saja…

REZA
Iya, rasanya sudah lama sekali aku tidak melihat seorang perempuan tertawa dan terlihat sangat cantik….

Kata-kata barusan meluncur begitu saja dari mulut Reza tanpa dia pikirkan--yang merupakan simbolisasi luapan perasaan hatinya.

SINTIA
Apakah memang seperti ini ya, aksi seorang Don Juan memperlakukan perempuan?

REZA
Mungkin saja…Ha ha ha… Terutama perempuan istimewa sepertimu Nona…

Reza terdiam sesaat, seolah tengah menimbang untuk mengatakan sesuatu yang penting. Mendapati Sintia yang hanya diam saja berlagak cuek laki-laki ini pun kembali melanjutkan perkataannya.

REZA
Mungkin Kamu sendiri tidak menyadarinya… Kamu adalah orang yang sangat mudah membuat orang untuk menyayangimu…PAUSE
Termasuk aku…

SINTIA
(Seolah acuh tak acuh)
Benarkah…

REZA
(Sambil menatap dengan penuh harap dan cinta)
Dan, aku akan menjadi laki-laki paling bahagia di dunia… jika Kamu mengijinkan aku untuk menjadi satu-satunya laki-laki yang berhak mutlak untuk menyayangi dan menjagamu…

Sintia yang bingung tidak tahu harus menjawab apa hanya terdiam membisu, tampaknya gadis ini belum siap dengan serangan mendadak dari Reza ini.


REZA (CONT ‘ D)
Bagaimana Nona? Apakah Kamu mengijinkan?

SINTIA
Tidak! Maaf Reza… aku tidak bisa mengijinkan…

REZA
Tapi kenapa? Beri aku alasan…

SINTIA
Karena aku belum bisa memaafkanmu!

REZA
(Lesu)
Tapi aku kan sudah sangat menyesalinya…. Lagian dulu aku tidak berfikir panjang sebelum melakukan hal itu….

SINTIA
Seberapa besar pun Kamu menyesal tidak akan menyembuhkan rasa sakit hatiku…


REZA
Jadi… Kamu tidak bisa memaafkanku?

SINTIA
Tentu saja tidak! Kecuali…

REZA
Kecuali apa, Sintia?

SINTIA
Kecuali… Kamu setuju dengan surat perjanjian ini….
Kata Sintia sambil mengeluarkan selembar surat perjanjian dari dalam tasnya--yang memang sudah dia persiapkan dengan matang sebelumnya.

Reza pun segera meraih surat perjanjian itu dan membacanya.
REZA
1.      Reza harus mencintai dan menyayangi Sintia dengan tulus!
2.      Sebagai ganti waktu-waktu yang telah terbuang Reza harus mengantar dan menjemput Sintia setiap hari!
3.      Setiap malam Reza harus menelpon Sintia untuk mengucapkan “ Met bobo dan selamat malam”.
4.      Tahun depan Reza dan Sintia harus menikah!

SINTIA
Bagaimana? Setuju tidak?

REZA
(Antusias dan sangat bahagia)
Oke Sayang! Cuma gini aja? Aku tanda tangan sekarang juga…
Ha ha ha…

Sintia pun tersenyum manja.
Mendadak pelayan muncul di samping mereka.

PELAYAN
(Sambil tertawa)
Silahkan Mas… Surat perjanjian bonnya….

REZA
Wah! Masnya ikut-ikutan Kamu, nih, Sayang… Menodongku dengan surat perjanjian bon… Ha ha ha….

Sintia, Reza dan pelayan itu pun tertawa bersama.

SINTIA
Oya Sayang… Kamu lupa sama laptopmu? Dari tadi sama sekali tidak Kamu singgung lagi…

REZA
Laptop?

Spontan Reza melirik ke arah pelayang restoran yang masih ada bersama mereka dan bertanya “asal” padanya.

REZA
Masnya tau laptop kan? Laptop saya ilang lho Mas…

PELAYAN
Laptop Mas… Ya taulah… Hari gini ko gak tau laptop… Notebook kan Mas…

REZA
Bener sekali Mas… Notebook… Ga pa pa Notebook saya hilang yang penting Noteheart saya akan ada bersama saya sepanjang hidup saya selama jantung ini masih berdetak… Ha ha ha… Ngomong-ngomong Masnya tau gak apa itu Noteheart saya?

PELAYAN
Ya taulah Mas… saya kan punya mata… He he he… Noteheart Mas… pasti Mba ini kan

SINTIA
(Sambil tertawa, senang)
Noteheart?

PELAYAN
Sudah dulu Mas… bicara Notebook dan Noteheartnya… sekarang giliran bicara tentang notebon….

REZA
(Sambil tertawa)
Oke… Oke…

Sintia, Reza dan pelayan itu pun kembali tertawa bersama.

CUT TO




2 komentar:

  1. wah...ska nulis skenario ya..?Hehe...q lg blogwalking kbetulan nemu blog ni.mampir ke blog q juga ya di:www.penulisgila.co.cc

    BalasHapus
  2. masih beLajar hehe, masih banyak banget kekurangan nya, Makasih ya udah singgah di bLog qu, Oke kapan-kapan qu mampir ke BLog mu *_^

    BalasHapus